Sengatan terik matahari tak dihiraukan Abdul Aziz, nyaris saban hari setiap pukul 1 siang. Ia mulai mengantar paket milik konsumen, sekali jalan, setidaknya 20 paket diangkut dengan sepeda motor.
“Itu paling sedikit, saya pernah membawa 50 paket sekali antar,” kata Aziz memulai percakapan, awal Agustus lalu.
Aziz memang tidak penuh waktu menjalani profesinya sebagai kurir, rutinitas untuk urusan mengantar paket ke rumah konsumen dimulai pukul 1 siang dan maksimal hingga pukul 6 sore. Ini bukan tanpa alasan, pagi hari, Aziz harus beres-beres warung makan yang dikelola bersama istrinya. Termasuk membungkus nasi pesanan pelanggan.
Di warung makan kecil yang terletak di komplek perkantoran Bupati Tanjung Jabung Timur, Muara Sabak, Jambi ini juga lah dijadikan Aziz sebagai tempat menampung berbagai paket untuk diantarkan ke warga pemesan.
“Tapi bila ada pelanggan yang menjemput sendiri. Saya layani 24 jam,” katanya menegaskan.
Menginjak usia 49 tahun, Aziz sudah 11 tahun setia menjadi kurir TIKI. Mengantarkan berbagai paket ke pelosok-pelosok wilayah pesisir tersebut.
Satu dari 11 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi, Tanjung Jabung Timur memang merupakan wilayah dengan bentangan pesisir, kabupaten dengan 11 kecamatan ini memiliki panjang garis pantai lebih kurang 191 kilometer.
Perjalanan Aziz mengantarkan paket sebenarnya penuh risiko. Selain melewati jalan yang tak selalu beraspal seperti di wilayah perkotaan, sejumlah rute panjang yang dilaluinya merupakan lintasan satwa liar, terutama Kecamatan Dendang.
Sebagai daerah rawa, Kecamatan Dendang di Tanjung Jabung Timur memang terkenal sebagai habitat Buaya, konflik antara manusia dengan Buaya di daerah ini cukup tinggi. Lalu ada dua kecamatan lainnya yang menjadi sarang Buaya dan Harimau, yakni Kecamatan Berbak dan Sadu karena berbatasan langsung dengan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS).
“Makanya saya upayakan sebelum maghrib sudah sampai di rumah, terlalu berbahaya jika melewati daerah-daerah itu saat malam hari,” kata pria kelahiran Pulau Kijang, Riau tersebut.
“Bahkan bila harus mengantar paket ke Sadu, saya lebih memilih menginap,” tambahnya. Aziz menyebut butuh waktu enam jam perjalanan menuju Sadu.
Tantangan lainnya, Aziz kerap mengantar paket dengan menyeberangi sungai, paket rawan tercebur ke air.
“Bila nyebrang sungai seperti ke Sadu, saya lapisi lagi kemasan paket dengan bahan plastik biar lebih aman,” kata Aziz.
Terobos Jalan Berlumpur
Perjuangan Aziz sebagai kurir tentu tak selalu lancar, dirinya pernah punya cerita pahit membawa 20 paket milik pelanggan ke Desa Pandan Sejahtera, Kecamatan Geragai. Ia nekat menerobos jalan licin berlumpur berlapis tanah kuning.
Membawa beban yang cukup berat, Aziz tidak mampu mengendalikan kendaraannya hingga tergelincir. Dan itu terjadi berulang hingga setengah perjalanan. Ia akhirnya memilih putar balik, kembali pulang.
“Saya tidak mau mengambil risiko paket rusak terkena lumpur,” katanya.
Ia berinisiatif mengantar kembali paket setelah jalan menuju Pandan Sejahtera dipastikan kering dan bisa dilintasi, tentu saja sebelumnya dirinya telah mengabarkan ke konsumen bila terjadi keterlambatan. Beruntung konsumen mengerti.
Risiko berikutnya adalah paket rawan dicuri bila melakukan pengantaran di wilayah terpencil. Di daerah-daerah seperti ini Aziz akan meningkatkan kewaspadaan, kedua matanya akan selalu awas dan tidak melepaskan pandangan dari motornya yang mengangkut puluhan paket bila sedang terparkir di pinggir jalan.
“Tidak boleh meninggalkan paket terlalu lama, paket harus masih dalam jangkauan pandangan kita,” katanya.
Ia khawatir ada oknum yang berniat jahat mencuri paket, “Kita tidak menuduh tapi hanya sebagai bentuk kewaspadaan. Sebab bila paket hilang, kurir bertanggung jawab penuh,” kata Aziz menjelaskan.
Meskipun paket tersebut telah diasuransikan, ia mengatakan kurir tetap mengganti paket yang hilang karena dianggap kelalaian.
Persoalan konsumen sulit dihubungi juga menempa kesabaran pria yang telah memiliki seorang cucu ini, kerap kali nomor yang dihubungi tidak menjawab panggilannya, terkadang juga tidak aktif.
“Mungkin konsumen mengira nomor tak dikenal merupakan nomor penipuan, tapi setelah kita foto paketnya secara detail dan dikirim melalui whatsapp, konsumen baru merespon,” katanya.
Biasanya, kata Aziz, bila ada paket yang pemiliknya sulit dihubungi. Ia akan menahan paket sampai tiga hari, setelah itu paket akan dikirim kembali ke kantor cabang TIKI di Jambi.
Berdayakan Warga Lokal
Sejak 2011 menggeluti pekerjaan sebagai kurir TIKI, pengalaman membuat Aziz belajar efektif mengatur waktu pengantaran paket. Setiap menerima puluhan paket dari kantor cabang utama di Jambi. Ia akan memilah paket konsumen yang alamatnya searah. Bila pun banyak orderan yang berlainan arah, Aziz akan menjaga ‘amanah’ tersebut dengan memberdayakan warga lokal.
“Saya manfaatkan jaringan warga setempat untuk membantu mengantar paket, istilahnya kita menitip paket. Terutama untuk daerah Nipah Panjang,” katanya.
Untuk biaya pengiriman paket ke daerah yang jauh, Aziz menyebut kurir mendapat kemudahan dari TIKI, perusahaan akan membantu tambahan ongkos kirim.
“Prinsip TIKI paket harus sampai ke tangan konsumen, makanya mereka memberi bantuan jasa pengiriman ketika menggunakan warga lokal,” katanya.
Cara ini bagi Aziz yang memang bekerja sendirian, akan lebih menghemat biaya operasional dan juga tenaga, terlebih bila jumlah paket yang diantar ke satu daerah tujuan kurang dari 20 paket.
Sedangkan untuk mengantar paket berukuran besar, ia menggunakan jasa mobil angkutan umum.
Dalam satu bulan, sub agen TIKI yang dikelola Aziz, rata-rata menerima dan mengantarkan barang sekitar 160 paket. Jumlah paket akan meningkat pada hari-hari tertentu, seperti lebaran idul fitri.
Sebagai kurir, Aziz beberapa kali mendapat tugas mengantar paket yang berisi ikan hias serta hewan melata ular dan biawak dari pulau Jawa. Bila mendapat paket yang seperti ini. Ia akan mengantar langsung, saat itu juga.
“Sebab rawan, soalnya mahluk hidup,” katanya.
Bantu Distribusikan Vaksid Covid-19
Selama masa pandemi, terutama di tahun 2020 dan 2021. Aziz melalui TIKI dipercaya untuk membantu mendistribusikan vaksid Covid-19 ke pusat layanan kesehatan yang ada di wilayah Tanjung Jabung Timur.
Alur pengirimannya dari Jakarta ke kantor cabang utama TIKI Jambi. Kemudian dari Jambi akan dikirim ke Muarasabak, “Kemudian di sini kita yang akan mendistribusikan,” kata Aziz.
“Sekali datang delapan kardus vaksin,” tambahnya.
Selain itu juga ada pengiriman alat-alat kesehatan, termasuk tempat tidur khusus rumah sakit.
Aziz patut bangga bisa terlibat dalam pendistribusian vaksin, baginya ini bentuk kontribusinya sebagai warga membantu pemerintah mencegah penyebaran wabah Covid-19. Virus yang telah merenggut 157 ribu nyawa di Indonesia.
“Kita semua tentu berharap pandemi ini segera hilang, membantu distribusi vaksin ini mungkin salah satu ikhtiar mencegah penularan Covid,” katanya menegaskan.
Ekonomi Keluarga Terbantu
Belasan tahun mengabdi di TIKI, Aziz banyak memperoleh pelajaran, terutama bagaimana menghadapi ragamnya kelakuan konsumen. Aziz mengakui beberapa kali mendapatkan komplain dari pemilik paket, terlebih soal keterlambatan pengantaran. Tapi itu bukan disengaja. Banyak faktor menjadi penyebab. Mulai dari rute yang jauh, hujan hingga konsumen sendiri yang sulit dihubungi.
Baginya, komplain-komplain itu justru menjadi pelecut dan meransang dirinya untuk lebih loyal terhadap konsumen, “Saya tidak jera menjadi kurir,” tegasnya.
Aziz menyadari, menjalani lakon sebagai kurir sudah membantu ekonomi keluarganya. Jerih payah sebagai kurir bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dibantu hasil dari membuka warung makan. Bahkan Aziz mampu menyekolahkan dua dari tiga putrinya hingga ke perguruan tinggi.
Aziz mendapat profit dari jasa pengiriman ini dari setiap paket yang diantar, profit bisa berupa bonus maupun dari program cash back yang disediakan oleh TIKI. Keuntungan yang didapat akan diakumulasikan dalam setiap bulan, ia akan mengantongi cuan maupun bonus jutaan rupiah di awal bulan.
Setiap ongkos kirim dari konsumen, biasanya akan disetorkan penuh oleh Aziz ke kantor cabang utama TIKI Jambi. Ini dilakukannya untuk menghindari risiko uang terpakai untuk keperluan pribadi.
“Hitung-hitungan bagi hasilnya akan diatur oleh TIKI Jambi setelah saya menyetor uang ongkir, saya kan juga punya catatan sendiri,” katanya.
Menjadi kurir, bagi Aziz bukan hanya perkara pendapatan. Banyak berinteraksi dengan berbagai kalangan masyarakat juga menjadi bonus yang luar biasa.
Menurut Aziz, komitmen TIKI yang penuh dengan kehati-hatian dalam menerima paket untuk menghindari risiko penipuan, menjadikan jasa pengiriman swasta pertama di Indonesia ini terus bertahan. Dan menjadi salah satu jasa pengiriman terpercaya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur bagi masyarakat untuk mengirim paket.
Kurir Garda Terdepan TIKI
Septian Aditia Kurniawan, Bagian Operasional PT Citra Van Titipan Kilat atau TIKI Cabang Jambi, mengatakan kurir merupakan garda terdepan TIKI, kurir diarahkan untuk selalu loyal kepada customer. Bila ada laporan komunikasi kurir kurang baik dengan konsumen, pihaknya akan melakukan pembinaan.
“Kita bina dalam bentuk pelatihan peningkatan kapasitas, terutama dalam menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggan,” kata Septian.
TIKI, tegas Septian, memberi perhatian besar kepada kurir. Bila kurir bekerja di hari libur akan dihitung piket atau hitungan lembur, kurir diberikan reward berupa uang di luar gaji pokok.
Menariknya, TIKI juga menerapkan sistem “loyal point” bagi kurir, dalam setiap bulan perusahaan akan menilai kurir mana yang paling menonjol kinerjanya.
“Nanti ada reward yang akan diberikan pimpinan,” katanya.
Septian menjelaskan, kinerja kurir diukur dari jumlah pengiriman paket melebihi target dan luas jangkauan wilayah pengiriman.
“Rata-rata reward untuk kurir dalam bentuk uang, bahkan ada kurir mendapat reward berupa kendaraan roda dua yang dipakai untuk mengirimkan paket,” katanya.
“Ini merangsang untuk kurir yang lain, itu harapan kita,” tambah Septian.
TIKI juga menjamin keselamatan kerja kurir di saat jam dinas, kurir yang mengalami kecelakaan ketika mengantar paket akan dijamin perusahaan biaya pengobatannya, termasuk ganti rugi untuk kendaraan warga yang rusak saat terlibat kecelakaan dengan kurir TIKI.
Kata Septian, benefit untuk kurir TIKI tentu gaji pokok setiap bulan, juga ada bonus presensi bila pengiriman melebih target dan lembur. Sedangkan untuk sub agen di daerah. Berupa fee Rp1500 per resi, biaya penerus, dan uang bensin.
Karena kurir melakukan kontak langsung dengan customer, dalam hal rekrutmen kurir, perusahaan jasa pengiriman swasta tertua ini melakukannya dengan prinsip kehati-hatian. TIKI akan menelaah secara jeli identitas dan latar belakang pelamar kurir TIKI.
“Sebab ini sangat erat kaitannya dalam menjaga kepercayaan konsumen kepada TIKI. Banyak yang melamar ke TIKI, tapi kita benar-benar memilih dan memilah,” kata Septian menegaskan. Ia menyebut kini ada 18 kurir untuk wilayah Kota Jambi.
Unggul di Trip Mapping
Merupakan perusahaan jasa pengiriman swasta pertama di Indonesia, TIKI yang telah beroperasi sejak tahun 1970 silam tentu memiliki keunggulan jaringan dan keterjangkauan.
“Kita trip maping-nya sudah sampai pelosok, pengiriman untuk direct ke daerah kita masih memiliki keunggulan dibanding kompetitor lainnya,” kata Septian.
TIKI terus berkomitmen melayani pengiriman paket ke daerah yang harus menyeberangi sungai di daerah-daerah terpecil, dengan mengoptimalkan mitra-mitra TIKI di berbagai daerah di Jambi.
“Kita juga bisa menggunakan jasa warga lokal setempat untuk pengiriman paket, kita support dengan uang penerus namanya, dan juga uang bensin,” katanya.
Biaya-biaya itu, dijelaskan Septian, di-cover dari kantor cabang utama setelah disepakati dengan kantor pusat di Jakarta. “Komitmen kita paket harus diterima sampai ke tangan konsumen,” tegasnya.
Saat ini, sub agen TIKI di Jambi berjumlah 20 unit. Tersebar di Muara Bulian, Muara Tembesi, Bungo, Tebo, Rimbo Bujang, Bangko, Sengeti, Sungai Bahar, Sarolangun, Singkut, Sungai Penuh-Kerinci, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Muara Sabak, Rimbo Ilir, Merlung, Taman Rajo, Mangupeh, Sungai Bengkal, dan Suban. TIKI juga memiliki 53 gerai, serta delapan armada roda empat untuk pengiriman paket.
“Saat ini kita juga sedang pengembangan sub agen di Kuamang Kuning dan Babeko, kita lihat wilayah ini cukup menjanjikan,” kata Septian.
Untuk memperlancar kerja sub agen, TIKI memfasilitasi perangkat komputer dan printer, termasuk smartphone.
“Kerja-kerja kita selalu dimonitor kantor pusat setiap bulannya, terutama dalam hal kinerja kurir dan kepuasan pelanggan,” katanya.
JEMPOL Manjakan Customer
Konsumen merupakan prioritas utama bagi TIKI, kemudahan bagi konsumen adalah sebuah keniscayaan. TIKI memanjakan konsumen dengan berbagai program dan promo. Salah satunya adalah JEMPOL (jemput online), prinsip kerjanya, TIKI akan menjemput paket langsung ke rumah konsumen, setelah konsumen melakukan pemesanan melalui aplikasi TIKI.
“Besar kecil ukuran paket akan kita jemput, gratis, selagi di dalam wilayah Kota Jambi,” kata Septian.
Ia menuturkan, program ini sangat membantu dan memudahkan customer terutama di masa pandemi.
“Mereka tak perlu ke gerai TIKI untuk mengirim paket,” katanya.
Ada juga program WHY (we help you) yang bisa diakses konsumen melalui aplikasi TIKI online, prinsipnya sama dengan JEMPOL. Namun ini pemesanannya terdapat kode khusus dari kantor pusat di Jakarta.
“Melalui program online, kita sering membuat program gratis ongkir. Akun medsos TIKI juga aktif menginfokan promo ke konsumen,” kata Septian.
Sejumlah inovasi produk dan layanan baru diluncurkan TIKI di masa pandemi, yaitu TIKI PUTAR (Jemput Antar), TIKI SERLOK (Seller Online Booking), serta TIKI SDS KITA (Same Day Service Kuliner Nusantara).
TIKI juga dengan lapang dada melayani komplain dari customer, TIKI selalu memberikan kompensasi bila pengiriman paket melewati batas waktu yang ditentukan. Pelanggan biasanya akan diberikan diskon.
TIKI menerapkan sistem klaim untuk paket yang hilang bila paket diasuransikan. Namun bila paket berdasarkan non-asuransi akan dibayar ganti rugi 10 kali lipat dari biaya pengiriman.
“Intinya kita akan selalu berusaha loyal kepada konsumen,” katanya menegaskan.
Loyalitas lainnya yang diberikan TIKI untuk konsumen juga dalam pengemasan paket, TIKI tak sungkan merapikan kemasan paket milik pelanggan.
“Paling simpel pengiriman makanan, bila merembes minyaknya seperti rendang itu kita tambahkan kemasannya, biar minyaknya tidak kemana-kemana. Termasuk juga pengiriman kendaraan roda dua,” kata Septian.
Mengedepankan Prinsip Kehati-hatian
Pengiriman paket ke berbagai daerah di Indonesia tak dilakukan sembarangan oleh TIKI, prinsip kehati-hatian sudah terpatri di perusahaan dengan tagline “Hanya Satu Titipan Kilat” ini.
Alamat dan identitas penerima serta pengirim harus rinci, begitu juga dengan detail jenis barang.
“Misal untuk pengiriman handphone, bila sudah diasuransikan akan dicek menyeluruh. Sampai ke nomor imei kita cek, dipastikan HP dalam keadaan mati. Bila baterai bisa dicopot akan kita copot,” kata Septian.
Cara-cara itu dilakukan TIKI untuk menjamin keselamatan penerbangan, ketika paket dengan jenis handphone dikirim ke luar daerah.
Saat ini TIKI telah memiliki jaringan operasional yang meliputi 66 kota besar di Indonesia, didukung oleh lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 3.700 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia.
Jaringan TIKI telah dapat melayani 90% dari total 514 wilayah kabupaten atau kota di seluruh Indonesia – menjadikannya perusahaan jasa pengiriman milik swasta dengan jaringan pengiriman terluas di Indonesia. Dan mayoritas dari 83.843 kelurahan/desa di Indonesia juga sudah terlayani oleh TIKI.
Sejak awal didirikan TIKI memiliki visi menjadi perusahaan yang terbaik dalam jasa pengiriman dan logistik dengan melayani kebutuhan dan kepentingan pelanggan secara optimal baik domestik dan internasional. Dengan misinya bekerja giat secara profesional, jujur, bertanggung jawab dengan penuh keyakinan dan dedikasi tinggi untuk selalu menjadi yang terbaik. (riki)