Selebgram dan Influencer: Pilihan Karir, Bukan Sekadar Hobi

“Pada masa depan semua orang akan menjadi terkenal selama 15 menit,” demikian kata
Andy Warhol.

KILAS JAMBI – Mungkin di era kiwari inilah yang dimaksud oleh seniman Pop Art Andy Warhol, pada era perkembangan pesat teknologi dan media sosial. Yang mana setiap individu bisa dengan mudah men-share informasi secara cepat mudah dan murah melalui medium digital.

Kehadiran media sosial yang sangat dekat dengan kita. Bahkan ditawarkan kemudahan hingga media sosial perlahan mengubah kita menjadi masyarakat melek digital.

Bahkan berkarir di media sosial bukan hal yang mustahil di era sekarang ini. Mereka yang berkecimpung di dunia sering disebut sebagai konten kreator, youtuber, selebgram, dan influencer.

Nah untuk menjawab tantangan ini Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) STS Jambi menyelenggarakan webinar yang bertajuk “Inspiring Talk”, pada Selasa (22/06/2021).

Adapun tajuk kegiatan ini adalah, Selebgram dan Influencer: Pilihan Karir, Bukan Sekadar Hobi. Bersama Influencer Jambi Herlin Novianti, Anggia Rita dan Azhari.

Anggita Rita dan Azhari adalah mahasiswa Prodi KPI UIN STS Jambi. Anggita mempunyai akun instagram yang diikuti belasan ribu follower. Bahkan Anggita juga telah berhasil mengeruk cuan dari akun media sosial dan akun YouTube, lewat promote paid dan endorse.

Sementara, Azhari mengelola akun @nyinyiran.jawo. Akun yang ia kelola memiliki 192 ribu follower. Sama dengan Anggi, Azhari yang masih duduk di bangku semester 6 itu juga telah mengeruk cuan.

“Bisa untuk menambah uang jajan, sisanya juga bisa ditabung,” kata Azhari. Ia terkekeh dan tersipu malu tanpa menyebut nominal rupiah yang didapat dari mengelola akun. “Cukup bang untuk jajan.”

‘”Bahwa kegiatan ini, harapkan memberi inspirasi dan kepada mahasiswa, agar dalam menggunakan media sosial tidak sekedar hiburan dan menyalurkan hobi tapi lebih dari itu, dapat memberikan efek ekonomi, jika kemudian ditekuni dan dijalani secara serius,” ujar Muhammad Junaidi, Ketua Prodi KPI.

Antusias tak hanya datang dari mahasiswa Jambi saja. Sebanyak 176 peserta di antaranya ada yang berasal dari Lhoksumawe Banda Aceh, Ambon, hingga Malang. Apresiasi bahkan datang dari Rektor UIN STS Jambi serta jajarannya.

Sementara itu, Herlin salah satu narasumber bercerita bagaimana ia mendapatkan keuntungan dari pemasaran digital.

“Kalau saya sendiri endorse terbagi menjadi beberapa macam mulai dari kuliner, produk kecantikan, hingga lokal brand. Setiap produk dipromosikan melalui insta story satu slotnya lima belas detik,” ujar Herlin.

Anggia Rita di samping pekerjaannya sebagai influencer ia juga sorang mahasiswi, melalui karya membantunya dalam mengerjakan beban kuliah.

“Ketika saya dipusingkan oleh tugas-tugas perkuliahan, justru media-media seperti Youtube inilah yang menjadi wadah dalam penghilang stres seperti dengan membuat-buat video,” kata gadis yang akrab disapa Anggi itu.

“Menyenangkan sih, apalagi ketika kita mempunyai hobi yang hobi tersebut bisa menguntungkan atau menghasilkan,” kata Anggi menambahkan.

Tak hanya merasakan manisnya penghasilan, Azhari juga menceritakan suka dukanya dalam berkarya di masa pandemi.

“Suka duka dalam mengelola sebuah akun Instagram di masa pandemi sebenarnya tidak terlalu membuat kita pusing, karena suka dukanya mungkin impresi atau jangkauan peluasan postingan yang kita upload ke followers berkurang, sehingga like dan viewnya turun seperti itu,” kata Azhari. (*)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts