Panjatkan Doa Bersama di Jembatan, Warga Sungai Telang Ikhtiar Jaga Lingkungan

Sebagai bentuk ikhtiar menjaga lingkungan terutama dari aktivitas penambangan emas ilegal, warga Sungai Telang, Bungo melakukan pembacaan doa dan yasin bersama di atas aliran sungai Batang Bungo yang makin keruh.

KILAS JAMBI – Pemuda bersama masyarakat Dusun Sungai Telang, Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Jambi serta warga sekitar Sungai Telang menggelar pembacaan doa dan Yasin bersama di jembatan Kampung Baru. Jumat, 29 Desember 2023.

Kegiatan ini dihadiri langsung Wakil Bupati Bungo Syafruddin Dwi Apriyanto, Camat Bathin III Ulu, Kapolsek Rantau Pandan, Babhinkamtibmas, serta Datuk Rio sekitar Sungai telang. Pembacaan Yasin dipimpin oleh Tengku Amri selaku Pimpinan Pondok Pesantren Babul Muarib.

Syafruddin Dwi Apriyanto dalam sambutannya, mengapresiasi pemuda yang telah berinisiatif melakukan kegiatan ini, “Saya mengapresiasi serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pemuda Dusun Sungai Telang yang telah berinisiatif melakukan kegiatan hari ini, karena ini merupakan ikhtiar kita untuk menjaga lingkungan kita, anugerah menjaga alam yang begitu indah serta upaya kita untuk menjaga bumi kita ini,” kata Wabup.

Wabup mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi bencana ekologis yang berkepanjangan, mengingat sekarang ini di wilayah Bathin III Ulu rentan terhadap ancaman bencana banjir dan longsor.

“Pembacaan yasin dan doa bersama ini dilakukan dalam rangka upaya kita menjaga kelestarian alam kita, semoga kawula muda diberi kekutan untuk berjuang. Kalau kita kompak seperti ini, tidak ada yang tidak bisa kita capai bersama,” kata M Shofwan, Sekretaris Dusun Sungai Telang.

Sementara itu, perwakilan pemuda, Zulfikri mengatakan sungguh merinding mereka bisa berkumpul bersama masyarakat di atas sungai Batang Bungo yang keruh akibat aktivitas penambangan emas ilegal.

“Mudah-mudahan perkumpulan hari ini menjadi hari terakhir untuk upaya yang kita lakukan, karena sudah lelah sekali beberapa tahun belakang ini kita berurusan dengan PETI (penambangan emas tanpa izin) yang tidak ada ujungnya,” kata Zulfikri.

Masih sangat jelas, kata Zulfikri, bagaimana perjuangan mereka tahun lalu, pemuda bersama masyarakat melakukan aksi damai ke kantor rio, kemudian pemuda dapat ancaman yang bertubi-tubi, dan melakukan audiensi ke berbagai pihak, baik dinas maupun aparat penegak hukum.

“Tapi upaya perjuangan yang kita lakukan nihil, tidak sesuai dengan yang kita harapkan,” kata Zulfikri.

Sedangkan M Yahya, Tokoh Masyarakat Sungai Telang mengaku bangga dan terharu dengan perjuangan pemuda Dusun Sungai Telang. Menurutnya, pembacaan doa dan Yasin bersama ini dilakukan adalah benar-benar menjadi langkah aksi damai terakhir yang pemuda dan masyarakat lakukan, karena sudah lelah dan tidak tahu lagi harus dengan cara apa untuk memberantas aktivitas PETI.

“Perlu diingat bahwa doa dan Yasin bersama ini niatnya adalah agar para pelaku penambang yang menggunakan excavator di hulu sungai Batang Bungo sadar dengan apa yang mereka lakukan, agar mereka dilembutkan hatinya, tidak niat untuk yang jahat, karena kalau niat kita jahat berarti kita mengajak masyarakat Sungai Telang dan sekitarnya untuk melakukan dosa bersama. Tapi bukan itu niat kita,” kata Yahya menegaskan.

Semenjak 20 tahun terakhir Sungai Telang tidak pernah banjir, tapi pada 22 Desember lalu terjadi banjir terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya, tak terhitung puluhan karung padi masyarakat yang sudah dipanen (sabit) hanyut terbawa banjir, satu biji pun belum sempat mencicipi.

Berbagai upaya telah dilakukan pemuda untuk mencegah aktivitas PETI, termasuk bersama masyarakat beramai-ramai turun langsung ke lokasi PETI menempuh sekitar 4 jam perjalanan. Mereka juga kerap melakukan audiensi ke berbagaui pihak, baik dinas terkait maupun aparat penegak hukum.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts