Sanggar HIMA Bahasa Indonesia Unbari Tunjukkan Eksistensinya di Panggung Teater

KILAS JAMBI – Sanggar Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMA PS-PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (F-KIP) Universitas Batanghari (Unbari) kembali menampilkan pergelaran di gedung teater, Taman Budaya Jambi 12-13 Oktober 2022.

Diperankan Ikhsan, Rizki, Ayi Cahyani dan Regi HIMA PS-PBSI hadir dalam naskah Iwan Simatupang berjudul Petang di Taman, dan lewat tangan dingin Regi Ananda Winardo selaku sutradara sukses laksanakan empat kali pergelaran.

“Kami PS-PBSI terus berupaya memberikan ruang dan menyajikan pergelaran teater, memberikan pertunjukan terbaik kepada masyarakat. Walaupun masih banyak tentunya kekurangan, kami akan terus belajar. Ini juga sebagai bentuk sumbangsih kecintaan kami terhadap Universitas Batanghari dengan harapan semakin bertumbuh kepercayaan masyarakat dalam menimba pendidikan di Universitas Batanghari,” kata Erlina Zahar, Ketua Program Studi PS-PBSI.

“Tak luput pula rasa terima kasih kami kepada Universitas Batanghari, para dosen, UPTD Taman Budaya Jambi, para alumni dan semua pihak yang telah mendukung. Mohon maaf jika ada kata, sikap dan perlakuaan anak-anak kami tidak pada tempatnya, tidak baik selama di Taman Budaya Jambi,” tambah Erlina.

Sebelumnya sanggar sastra bentukan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PS-PBSI) tersebut mementaskan karya Usmar Ismail berjudul “Ayahku Pulang” pada 10 – 11 Juni 2021.

Ayahku Pulang, diperankan Diky Andrea, Putri Silvia Anisa, Bilqis Shyanadi, Neni Wulansari dan Muhammad Mun’im, yang juga disutradarai Regi Ananda Winardo. Lelaki murah senyum dan kocak ini, biasa disapa Regi di kalangan pelaku teater yang merupakan salah satu aktor pentolan Teater AiR Jambi.

“Saya mewakili rektor, tentunya berterima kasih atas pergelaran ini. Saya salut dan luar biasa, berhasil diperankan dengan baik. Saya mengapresiasi atas keberhasilan kalian menyajikan naskah Petang di Taman. Saya juga menonton pergelaran tahun lalu berjudul Ayahku Pulang, juga tampil dengan baik,” kata WR III Unbari, Muhammad Sugihartono.

Komunitas ini mungkin dirasa asing bagi beberapa kalangan penggiat dan seniman teater di Kota Jambi khususnya. Tentunya hal yang lazim jika terdengar asing, sebab minimnya aktivitas mahasiswa/i dari HIMA PS-PBSI bahkan Kampus Hijau dibandingkan kampus lain untuk menyajikan pergelaran teater di Taman Budaya Jambi.

Pernyataan di atas bukan tanpa dasar karena dalam rentang 2002 hingga 2022, catatan minim itu terlihat nyata. Namun jika dilihat perseorangan ada alumni HIMA PS-PBSI yang menjadi pelaku Teater di Taman Budaya Jambi bahkan ada yang cukup tersohor di kota Jambi, sebut saja Bonarti Lubis.

Bonarti Lubis punya peran besar lahirnya komunitas teater di Universitas Batanghari. Di masanya terbentuk komunitas peran yaitu Teater Aek Ngalir yang belakangan menjadi penamaan bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya Aek Ngalir.

Dari jejak yang ada, tahun 2004 beberapa mahasiswa F-KIP dimotori mahasiswa HIMA PS-PBSI berupaya membentuk sanggar secara mandiri bernama Klinik Teater BEM F-KIP, yang menjadikan jalanan sebagai panggung Teater.

“Iya itu lebih pada aksi pada momen atau peristiwa besar, kami memilih tidak berorasi tetapi hadir dalam bentuk teaterikal, dramatisasi puisi,” kata Hendry Nursal, Sekretaris Teater Tonggak.

Lantas sempat ambil bagian di Oranye Teater Festival (OTF) ke-8 tahun 2006 di gedung Teater Arena Taman Budaya Jambi, tetapi berubah nama menjadi Mata Teater, membawakan naskah Otak Dalam Botol karya Muhammad Husyairi atau Ari MHS Ce’gu, disutradai Hendry Nursal.

Menariknya kehadiran HIMA PS-PBSI dalam lakon Petang di Taman, juga tak terlepas dari peran para alumni seperti Sutradara: Regi Ananda Winardo, Penata Musik: Putra, Penata Panggung: Hendra Wijaya. Lalu terlibat belakang panggung pun terdapat alumni, hingga Manager Panggung: Hendry Nursal tampak terlibat.

“Saya bahagia, rasanya tak bisa dinilai. Ketika melihat adik-adik HIMA PS-PBSI kembali hadir di pangung teater. Di masa saya tidak mudah namun ada kemauan dan semangat, kini dukungan itu nyata. Kami para alumni sudah selayaknya memberikan dukungan tenaga serta pikiran, jika perlu ke depan tak menutup kemungkinan secara materi juga diberikan,” kata Hendry Nursal.

Ini menjadi salah satu cara kami berterima kasih kepada HIMA PS-PBSI terutama dosen yang telah memberikan ilmunya saat kami berkuliah dulu,” katanya. (*)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts