Gersang Pra Launching Antologi Jeritan Anak Pinggiran

Gerakan Sastra Pinggiran (GERSANG) gelar pra-launching antologi bersama Jeritan Anak Pinggiran.
Gerakan Sastra Pinggiran (GERSANG) gelar pra-launching antologi bersama Jeritan Anak Pinggiran.

KILAS JAMBI – Gerakan Sastra Pinggiran (GERSANG) gelar pra-launching antologi bersama Jeritan Anak Pinggiran. Gerakan ini diinisiasi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi. Komunitas ini lahir dari kegelisahan melihat kondisi lingkungan sosial di Jambi yang kemudian didukung oleh Program Kreativitas Mahasiswa Kemristekdikti untuk memberikan materi menulis puisi kepada panti asuhan Ibadurrahman Jambi.

Disampaikan Nafri Dwi Boy, inisiator kegiatan, mereka mengusung tema Jeritan Anak Pinggiran. Kegiatan diisi dengan pembacaan puisi dan musikalisasi puisi oleh anak-anak panti Asuhan Ibadurrahman dan beberapa sastrawan Jambi. Acara yang terbuka untuk umum ini dihadiri puluhan penikmat dan pelaku sastra di Jambi. Beberapa di antaranya hadir juga guru dan dosen.

“Kegiatan ini untuk menyuarakan apa yang dirasakan anak pinggiran,” kata Nafri, Sabtu, 15 Mei 2019 di Tempoa Art Galery Kota Jambi.

Penampilan musikalisasi puisi dari Teater Lam Alif, pembacaan cerpen dan pembacaan puisi dari dosen, guru, dan hadirin lainnya menjadi titik awal melangkah gerakan ini. Gersang dikatakannya seperti oase di tengah gurun pasir yang mampu melepas dahaga berekspresi di tengah masyarakat serta membawa anak pinggiran dari kehidupan samar menuju kehidupan nyata.

“Orang-orang tidak akan menganggap mereka hanya patung ilusi, melainkan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari mereka. Mempererat tali persaudaraan, sehingga tolong menolong menjadi kebiasaan,” tambah Nafri.

Pra-Launching buku kumpulan puisi yang diberi judul “Jeritan Anak Pinggiran” juga dilakukan pada malam itu. Buku puisi tersebut diterbitkan oleh Gemulun sebagai upaya untuk mendokumentasikan harapan, cita-cita, kebahagiaan dan keadilan yang dirasakan oleh anak pinggiran. Pada saat kegiatan berlangsung sudah ada puluhan penulis yang pada umumnya adalah orang pinggiran tergabung dalam antologi yang akan diterbitkan Agustus 2019, pada saat hari kemerdekaan Indonesia. (*)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts