Berkunjung ke Makam Sunan Gresik dan Sunan Giri saat Pergantian Tahun Baru Islam

KILAS JAMBI – Rasanya kurang afdhol, ketika berkunjung ke Kabupaten Gresik tanpa ziarah ke makam bapaknya para sunan yakni Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dan Raden Paku (Sunan Giri).

Ziarah ke makam tokoh Wali Songo ini lebih khusuk, karena bertepatan dengan pergantian tahun Islam, 1 Muharam. Jalan-jalan menuju makam dipenuhi dengan warga lokal yang melakukan pengajian.

Menurut keterangan warga lokal, Maulana Malik Ibrahim merupakan sunan tertua yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Inilah yang membuat Sunan Gresik memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan Islam, khususnya di Jawa Timur.

Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim berada di Desa Gapuro Sukolilo, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Lokawisata religi itu selalu ramai dikunjungi peziarah, apalagi saat 1 Muharam.

Dari pantauan kilasjambi.com, para peziarah yang datang biasanya melantunkan zikir, salawat, dan mengirimkan doa untuk Syeh Maulana Malik Ibrahim.

Kompleks makam ini nggak terlalu luas. Ada dua bagian utama di kompleks tersebut, yaitu bangunan berbentuk pendopo sebagai tempat utama makam Syeh Maulana Malik Ibrahim serta makam para ulama lain. Untuk masuk ke pendopo ini, peziarah bisa melewati gapura berwarna putih yang lebarnya hanya cukup dilewati 1-2 orang.

Di dalam bangunan utama ada cungkup makam utama yang berisikan Makam Sunan Gresik. Selain itu, dalam cungkup yang sama juga terdapat makam Syayyidah Siti Fatimah dan Syekh Maulana Maghfur yang merupakan istri dan anak laki-laki Syeh Maulana Malik Ibrahim. Ketiga makam ini dikelilingi pagar besi.

Sementara, bangunan lain merupakan sebuah gedung bertingkat yang digunakan sebagai aula untuk pertemuan, kantor pengurus, serta tempat salat yang berada di aula lantai dasar.

Akses menuju makam ini tidaklah sulit. Memasuki Kota Gresik, kamu tinggal menuju ke alun-alun kota. Nah, lokasi makam Syeh Maulana Malik Ibrahim hanya sekitar 200 meter saja dari sana.

Untuk parkir kamu bakal dikenai tarif Rp3 ribu untuk sepeda motor, Rp10 ribu untuk mobil, dan tarif khusus untuk rombongan.

Selesai berzikir dan berdoa, kamu bisa menyusuri gang di sebelah kompleks pemakaman untuk membeli oleh-oleh khas Gresik. Gang ini juga sekaligus sebagai jalan penghubung dari makam ke tepat parkir bus.

Selanjutnya, kilasjambi.com juga memiliki kesempatan mengunjungi makam Sunan Giri yang berada di puncak bukit. Untuk datang ke sana, kamu harus menaiki tangga berundak sekitar 100 meter.

Sunan Giri diperkirakan lahir di Blambangan tahun 1442 Masehi. Ia merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Dia juga pendiri kerajaan Giri Kedaton yang ada di Gersik.

Maka dari itu, tak hanya menjadi jujukan para peziarah, Makam Sunan Giri sudah menjadi salah satu simbol bagi Kabupaten Gersik.

Kawasan makam Sunan Giri terletak di Pedukuhan, Kebomas, Gresik. Dari alun-alun, jaraknya hanya 3,8 KM. Jika mengendarai kendaraan bermotor, setidaknya membutuhkan waktu 12 menit saja.

Nah, berbeda dengan kawasan Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, di kawasan makam Sunan Giri ada kendaraan tradisional berupa dokar. Tak hanya itu, pedagang kaki lima (PKL) di sini pun lebih ramai.

Sebelum masuk makam Sunan Giri, kalian akan menemui adanya gapura yang berbentuk seperti candi bentar yang terdiri dari tingkatan-tingkatan. Pada bagian gapura, terdapat dua patung kepala naga yang memiliki simbolis berupa tanggal dari wafatnya Sunan Giri yakni 24 Rabiul Awal tahun 913 Hijriah atau 1506 Masehi.

Gapura menuju makam Sunan Giri, foto: kilasjambi.com

Pada pelataran terdapat puluhan makam yang merupakan makam para bupati terdahulu dan masyarakat terdahulu yang pernah memimpim dan bertempat tinggal di Gresik.

Selain ziarah, pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh seperti pakaian, souvenir, makanan tradisional dan buku-buku cerita para wali.

Pengunjung Jalani Protokol Kesehatan Ketat

Setelah ditutup selama 4 bulan, destinasi wisata religi, baru dibuka dua minggu lalu. “Ya baru dibuka dua minggu lalu,” kata Agustri warga Gresik kepada kilasjambi.com, Kamis (20/8/2020).

Saat dibuka, wisata religi ini mengikuti dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, pembatasan jumlah pengunjung, dan khusus warga lokal.

Wisatawan yang masuk kawasan makam, wajib cuci tangan, mengenakan masker, cuci tangan, dan menerapkan physical distancing, jaga jarak fisik.

Tidak semua peziarah diperbolehkan masuk. Pengurus yayasan, melakukan pembatasan jumlah wisatawan, dan mengkhususkan hanya untuk warga Gresik.

Setiap pengunjung yang masuk dimintai keterangan asal daerah.

Di Pemakaman Syeik Maulana, peziarah tidak dibolehkan berlama-lama di dalam kompleks makam. Maksimal selama 15 menit, dengan jumlah maksimal sebanyak 60 orang.

Sedangkan, warga luar kota, yang terlanjur datang, tidak dibolehkan masuk, tetapi disediakan tempat khusus, di luar kompleks makam. (swd)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts