Suku Talang Mamak: Orang Langkah Lama

Suku Talang Makan di Inhul Riau dengan kearifan lokalnya, foto: Edi

KILAS JAMBI – Riau sebagai salah satu provinsi di Indonesia terkenal dengan suku Melayu-nya. Bahkan, di provinsi penghasil minyak bumi ini terdapat Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang dikenal dengan suku Talang Mamak. Suku yang hingga kini masih menjaga utuh budaya, adat istiadat dan kearifan lokalnya.

Suku Talang Mamak adalah salah satu suku Melayu yang mendiami wilayah Riau sejak zaman dahulu kala, mereka memiliki latar belakang sejarah yang kaya dan terjaga dengan baik.

Suku Talang Mamak tergolong Melayu Tua (Proto Melayu) yang merupakan suku asli Indragiri Hulu (Inhul). Mereka juga menyebut dirinya suku Tuha, sebutan ini bermakna suku pertama datang dan lebih berhak terhadap sumber daya di Indragiri Hulu.

Mata pencaharian suku Talang Mamak mayoritas berladang dan berkebun, komoditas karet merupakan komoditas utama, mereka dalam mengembangkan kebun karet masyarakat menggunakan sistem tumpang sari. Di mana, sebelum pohon karet besar mereka tanamin padi terlebih dahulu.

Dalam kehidupan sosial budaya dan beragama, Masyarakat Adat Talang Mamak yakin akan adanya Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Dan sebagian kecil lainnya juga ada yang menganut Katolik. Sedangkan khususnya penduduk di Siambul dan Talang Lakat mereka menyebut dirinya sendiri sebagai orang Langkah Lama yang artinya orang adat mereka membedakan diri dengan suku Melayu berdasarkan agama.

Keseharian warga Talang Mamak di Inhul Riau, foto: Edi

Jika seorang Talang Mamak telah memeluk Islam identitasnya berubah menjadi Melayu, orang Talang Mamak menunjukkan identitas secara jelas sebagai orang adat Langkah Lama, mereka masih mewarisi tradisi leluhur seperti ada yang berambut panjang dan memakai kopiah/songkok dan gigi berkarang hitam karena mengunyah pinang.

Dalam lingkaran hidup mereka masih melakukan upacara adat mulai dari melahirkan dengan bantuan dukun bayi atau disebut bidan kampung, timbang bayi sunat, upacara perkawinan, gawai berobat berangul yang merupakan tradisi menghibur orang yang kemalangan, serta upacara batambak untuk menghormati roh yang meninggal dengan memperbaiki makamnya untuk peningkatan status sosial.

 

Penulis: Edi – Jurnalis Masyarakat Adat

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts