R. Soedarsono, Pahlawan Minyak yang Terlupakan

R. Soedarsono

Oleh: Puteri Soraya Mansur*

Pejuang revolusi kemerdekaan dari Jambi belum ada yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Akhir tahun kemarin, Kolonel Abundjani baru diseminarkan untuk diajukan sebagai pahlawan nasional. Padahal ada banyak tokoh yang berperan penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Jambi dan peran mereka tak kalah penting dibandingkan kedua pahlawan nasional Jambi yang telah ditetapkan yaitu Sultan Thaha Saifuddin dan Raden Mattaher.

R. Soedarsono merupakan salah satu di antara tokoh penting tersebut. Namanya tak banyak dikenal oleh masyarakat Jambi sebagai pejuang kemerdekaan, bahkan tidak ada satu pun jalan maupun bangunan di Provinsi Jambi yang menyematkan namanya. Ia lebih dikenal sebagai Wali Kota Jambi periode 22 Desember 1949 hingga 7 Mei 1966.

Siapakah R. Soedarsono yang menjadi sosok penting dalam revolusi kemerdekaan di Jambi? Ia lahir di Solo pada 12 Juli 1912 dari keluarga bangsawan dengan seorang ayah bernama R. Ng. Madyopranoto. Latar belakang tersebut membawanya pada pendidikan yang cukup tinggi di masa itu yakni Europese Lagers School (ELS) di Ngawi (1919-1926), Meer Uitgbreid Lager Onderwijs (MULO) di Madiun (1926-1929), dan Taman Siswa di Yogyakarta (1929-1932).

Karir pertamanya di bidang pendidikan dimulai sebagai kepala sekolah Taman Siswa di Palembang (1932-1938), kepala daerah sekolah-sekolah Bangka di Pangkal Pinang, dan guru Shogakko (Sekolah Dasar) di Bajubang, (Riwayat Hidup R. Soedarsono, dokumen pribadi keluarga R. Soedarsono).

Perjuangan R. Soedarsono dimulai ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sampai ke telinga rakyat Jambi. Ia bersama buruh minyak yang menamakan dirinya sebagai Laskar Minjak mengambilalih Tanah Minyak (Bajubang, Tempino, dan Kenali Asam). Mereka sebelumnya terkumpul dalam Himpoenan Tenaga Lasjkar Minjak (HTML) yang didirikan oleh Jepang. Organisasi serikat pekerja tersebut dibubarkan pada 29 Agustus 1945 dan digantikan oleh Persatoean Pegawai Minjak (PPM), (Mestika Zed, 2003, Kepialangan Politik dan Revolusi Palembang 1900-1950, Jakarta: LP3ES, hlm. 339).

Seperti halnya masa kolonial, komando di bumi minyak Jambi juga masih mengikuti instruksi dari Palembang sehingga kedua organisasi tersebut juga dibentuk di Jambi. Matsuda Butai merupakan pasukan yang menduduki tambang minyak di Jambi dan penyerahan wilayah tersebut kepada Laskar Minjak dilakukan pada Oktober 1945, (Dewan Harian Angkatan 45 Provinsi Jambi, tt, Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I (1945-1949) di Provinsi Jambi,  Jambi, hlm. 27).

Setelah terbentuknya pemerintahan sementara di Palembang pada 23 Agustus 1945 (Ruben Nalenan dan Iskandar Gani, 1990, Dr. A.K. Gani: Pejuang Berwawasan Sipil dan Militer, Jakarta: PT. Mufti Harun, hlm.56), A.K. Gani memberikan perintah kepada Mohamad Isa untuk membentuk Peroesahaan Minjak Repoeblik Indonesia (PERMIRI). Perusahaan tersebut menguasai kilang dan seluruh sarana-prasarana produksi perusahaan Belanda yaitu Nederlandsch Indie Aardolie Maatschappij (NIAM) dan Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) yang menguasai tambang minyak di Palembang dan Jambi, (Feris Yuarsa, 2016, Mohamad Isa: Pejuang Kemerdekaan yang Visioner, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hlm. 30).

Pembentukan PERMIRI di Jambi ditetapkan melalui Badan Pekerja yang dipilih saat pembentukan KNI Karesidenan Jambi pada 28-31 Mei 1946. Tugas Badan Pekerja salah satunya ialah menetapkan R. Soedarsono sebagai kepala PERMIRI Jambi, (R. Soedarsono, “Sejarah Perjuangan Perang Kemerdekaan Republik Indonesia di Jambi”, tt, hlm. 12). R. Soedarsono memiliki peranan besar dalam mengelola dan mempertahankan tambang minyak di Jambi pada masa revolusi kemerdekaan.

Ia memperbaiki tambang minyak yang ditinggalkan Jepang di Kenali Asam sehingga dapat memproduksi bensin, solar, dan diesel. Hasil produksi bahan bakar minyak tersebut tidak hanya untuk memenuhi wilayah Jambi tetapi juga wilayah Lubuk Linggau, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Tapanuli. Ia juga berhasil membuat bahan bakar pesawat terbang sebanyak 500 liter bersama Muhamad sebagai pemimpin pabrik dan Sugiman sebagai pemimpin laboran. Bahan bakar tersebut diujicobakan pesawat Ensen yang dikemudikan oleh pilot dari Australia. R. Soedarsono juga ikut dalam uji coba bahan bakar pesawat tersebut sebagai penanggungjawab selama sekitar satu jam penerbangan di bandara Paal Merah, saat ini menjadi bandara Sultan Thaha Saifuddin lama, (R. Soedarsono, hlm. 15).

Pada 16 November 1947, R. Soedarsono diangkat sebagai Wakil Komandan untuk Daerah Militer Kabupaten Jambi Hilir dengan pangkat Letnan Kolonel Titulair, (Soerat Keterangan, No. 1/D/8, dokumen pribadi keluarga R. Soedarsono). Ia bertugas mengamankan wilayah Tanah Minyak. Ia juga mempersiapkan pabrik PERMIRI di Bajubang untuk dijadikan sebagai pabrik senjata di bawah pimpinan Mayor TNI Darko dan dibantu oleh Letnan Suratman, (R. Soedarsono, hlm. 20).

R. Soedarsono juga berperan penting dalam Agresi Militer Belanda II di Jambi yang terjadi pada 29 Desember 1948. Ia bertugas untuk membumihanguskan Tanah Minyak supaya tidak dikuasai oleh pasukan Belanda. Perintah rahasia pembumihangusan Tanah Minyak diterima R. Soedarsono pada 27 Desember 1948 dari Komando Resimen. Terdapat 40 instalansi di Kenali Asam, 30 instalansi di Tempino, dan 30 instalansi di Bajubang yang diperintahkan untuk dibumihanguskan. R. Soedarsono dan pasukannya hanya berhasil membakar instalansi sekitar 90% di Kenali Asam, sedangkan di Tempino dan Bajubang mengalami kegagalan.

R. Soedarsono akhirnya tertangkap pada 1 Januari 1949, (R. Soedarsono, hlm. 28-31). Meskipun perjuangan R. Soedarsono berakhir menjadi tawanan, namun ia selayaknya memperoleh gelar pahlawan. Mungkin belum menjadi pahlawan nasional meski perjuangan di masa revolusi kemerdekaan sudah layak untuk beliau dicalonkan sebagai pahlawan nasional. Setidaknya, gelar pahlawan minyak bisa disematkan untuk menghargai jasa-jasanya dalam memimpin PERMIRI dan mempertahankan Tanah Minyak di Jambi.

 

*Puteri Soraya Mansur, alumni Magister Sejarah UGM yang mengajar di SMAN 10 Batanghari.

Total
0
Shares
1 comment
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts