Perempuan di Balik Harmoni Batik Jambi

Seorang perempuan tengah membatik dengan teknik tulis, keahlian membatik saat ini makin ditinggalkan oleh generasi muda, foto: Dedy Nurdin

KILAS JAMBI – Adzan Zuhur terdengar berkumandang dari suara pengeras masjid, Nazipah berhenti sejenak. Ia menegakkan badannya berbalik ke kiri dan ke arah kanan. Suara kretek tulang berbunyi.

Ditaruhnya canting di atas kompor mini, apinya kemudian dikecilkan. Nazipah memperlihatkan kondisi telapak tangannya yang sedikit memerah.

Perempuan 40 tahun ini sudah terbiasa menahan sakit dari hawa panas cairan lilin yang menembus lapisan kain putih. “Kalau awal-awal memang sakit, karena cairan lilin tembus ke tangan itu panas,” katanya.

Tapi, kata Nazipah lama-lama kalau sudah terbiasa tangan akan lebih kuat menahan panas.

Rabu (18/1/2023) lalu, bertempat di halaman parkir Candi Muarojambi sedang diadakan pameran batik khas Jambi.

Pameran karya seniman batik itu bertema “Perempuan dan Batik Angso Duo”, seharian ia membatik di ruangan pameran. Ruangan itu dipenuhi kain dengan motif batik dan warna beragam. Nazipah hadir bersama tiga orang seniman ukir kain dari Kota Seberang.

Ibu dua anak ini sudah menghabiskan separuh hidupnya untuk berkarya. Keahlian mengukir motif dipelajari dari kakaknya. Ketika masih berseragam putih abu-abu, tak ada hiburan lain kecuali menemani kakak dan ibu membatik di rumah.

Nazipah awalnya meniru ukiran batik di kertas. Lama-kelamaan ia mulai mahir menggambar, “Sesudah lancar baru boleh dikasih pegang canting sama kakak,” katanya.

Kini Nazipah menguasai banyak motif batik khas Jambi. Seperti motif angso duo, durian pecah, keladi, kapal sanggat atau perahu kajang lako dan burung merak. Terkadang ia mengkombinasikan beberapa motif sesuai dengan permintaan pelanggan.

Pasarkan Batik dari Rumah ke Rumah

Dari seni membatik Nazipah baru bisa memenuhi uang jajan anak-anaknya di sekolah. Keahlian itu dirasa sangat membantu, terutama setelah berumah tangga.

Suaminya hanya bekerja di toko bahan bangunan, gaji yang diterima pas-pasan untuk makan dan biaya sekolah kedua buah hatinya. “Upah dari membatik ini dikumpulin, untuk jajan anak. Sisanya ditabung karena kadang ada keperluan mendesak baru digunakan,” kata Nazipah.

Hampir setiap hari Nazipah menghabiskan waktu untuk membatik. Selepas beribadah subuh ia bangun mengurus rumah, bersih-bersih, dan mengurus persiapan anak ke sekolah.

“Sesudah anak berangkat sekolah, suami berangkat kerja baru masak. sekitar jam 9 pagi baru mulai membatik,” ujarnya.

Pada waktu Zuhur biasanya ia beristirahat sejenak, tidur siang dan melanjutkan kembali membatik. Terkadang bisa sampai larut malam jika dapat pesanan banyak.

Untuk menyelesaikan satu lembar kain butuh waktu sekitar 4 hingga 5 hari. Tergantung kerumitan motif dan kepadatannya. Permeter dia diupah Rp40 ribu.

“Kalau kain biasanya dua meter itu paling cepat 4 hari,” katanya.

Upah yang diterima para pengrajin batik memang tak semahal waktu yang dikorbankan. Dari hitungan ekonomi, profesi sebagai seniman batik jauh dari kata sejahtera. Tapi ini satu-satunya keahlian yang diwariskan dari keluarga.

Peminat Batik Jambi juga tak setenar batik dari tanah Jawa. Namun bagi Nazipah saat ini jauh lebih baik, jika dibandingkan pada saat pandemi Covid-19. Selama 3 tahun ia tak membatik karena sepi pesanan.

“Sempat berhenti total, sekarang baru mulai ada pesanan lagi,” katanya.

Pengrajin batik seperti Nazipah di Jambi Kota Seberang juga hanya tinggal beberapa orang. Itu pun hanya wanita usia paruh baya, sangat sulit mengajak generasi muda untuk membatik.

Situasinya juga berbeda dengan 20 tahun lalu, “Di Mudung Laut dak sampai 10 orang, yang muda lebih memilih kerja di tempat lain. Padahal ini kerajinan yang diwariskan dari orang tua-tua dulu,”katanya.

Pasang surut seni membatik di Jambi Kota Seberang sebagai bagian dari kerajinan kaum perempuan juga dirasakan oleh Siti Hajir. Memperkenalkan karya batik Jambi bukan hal mudah.

Bagi Siti Hajir, butuh perjuangan yang panjang. Sebagai pembatik ia pernah kesulitan membangun pasar hasil karyanya.

“Dulu di awal-awal habis membatik kami jual dari rumah ke rumah untuk menawarkan batik,” kata Siti Hajir.

Bahkan pada masa Covid-19, Siti Hajir tak bisa berbuat banyak, gerainya tutup karena sepi pembeli. Kondisi ini berlangsung selama 3 tahun.

Pertahankan Warna Alami

Barulah di tahun 2022, pasar batik Jambi perlahan membaik. Dengan dibantu suaminya, Siti Hajir juga memproduksi batik cap. Jenis batik ini lebih banyak diminati karena harga lebih murah dan dapat diproduksi lebih banyak.

Berbeda dengan batik tulis yang lebih rumit pengerjaannya bisa memakan waktu hingga 2 minggu. Namun ia tetap mempertahankan batik tulis sebagai identitas karya batik dari Jambi.

Begitu juga dengan penggunaan pewarna. Ada dua jenis pewarna, yakni bahan kimia dan organik. Dengan penggunaan warna alami, batik jenis ini memang tak banyak diminati karena harganya lebih mahal.

Menurut Sitti Hajir, untuk saat ini batik dengan pewarna kimia lebih banyak digemari. Padahal pewarna alami lebih baik untuk kesehatan karena diolah dari bahan organik. Penggunaan pewarna alami memang lebih ribet dan butuh waktu lama.

Diproses dari bahan khusus dari tumbuhan yang memiliki warna terbaik. “Proses perebusannya setidaknya butuh waktu 4 jam. Harga juga lebih mahal, tapi secara kualitas lebih baik. Semakin lama warnanya semakin bagus dari pewarna kimia dan lebih sehat,” kata Hajir.

Meski kurang diminati, Siti Hajir tetap memproduksi batik pewarna alami. Untuk memasarkan batik khas Jambi, ia merasa sangat terbantu dengan berkembangnya media sosial.

“Pembeli sudah sampai ke provinsi lain karena kami mulai pasarkan ke internet, media sosial,” ujarnya.

Siti Hajir sudah mulai menerima pesanan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Membatik sudah dilakukan sejak masih duduk di bangku SMP. Kini usianya tak lagi muda, sebagai seorang ibu ia berharap cita-citanya untuk memasarkan batik Jambi lebih luas bisa diteruskan anak-anaknya.

“Mudah-mudahan anak bisa meneruskan,” katanya.

Harmoni Batik Jambi

Kurniadi Ilham, Dosen Prodi Sendratasik (Seni Drama, Tari dan Musik) Universitas Jambi yang meneliti tentang batik Jambi mengatakan, membatik sudah menjadi bagian dari hidup peremuan di Jambi Kota Seberang.

Aktivitas ini dulu sangat lekat dengan kehidupan kaum perempuan di sana. Perjalanan para seniman batik peremuan di Jambi cukup inspiratif dalam berupaya mengangkat pamor karya mereka.

Seperti Siti Hajir dan kawan-kawan yang rela berjalan kaki door to door untuk memperjuangkan pamor batik Jambi hingga dikenal seperti hari ini.

Tercatat di Jambi sendiri terdapat 40 jenis motif Batik yang berkembang dalam setiap kain ukir yang dibuat perempuan Jambi.

Berangkat dari kegigihan ini, Ilham bersama dosen di Prodi Sendratasik menggelar pameran karya batik bertajuk perempuan dan batik angso duo.

Sebuah karya dokumenter tentang perjuangan para pembatik perempuan juga diputar sebagai bentuk penghargaan terhadap seniman batik Jambi.

“Ini hadiah seniman batik dan perempuan. Dalam transmisi budaya perempuan memiliki peran penting yang terkadang mereka tidak terlihat,” katanya.

Menurut Ilham batik tidak hanya sekedar material saja. dari kontek membatik itu sendiri, Ilham melihat para perajin batik seperti sedang beribadah. “Ketika sedang membatik mereka melampaui realitas mereka,” ujarnya.

Karya yang dihasilkan mencerminkan suasana hati si pembuat. Jika hati tenang ukiran batik dan hasilnya akan sangat bagus. Maka dari itu, ketika perempuan membatik adalah pertarungan mereka untuk menundukkan pikiran buruk di dalam diri untuk menghasilkan karya yang bagus.

Pada setiap motif batik yang dihasilkan bukan hanya soal keindahan. Tetapi juga bicara pesan dari setiap simbol. Setiap batik juga dilambangkan dengan simbol flora dan fauna.

“Batik memiliki pesan, contoh angso duo adalah pesan keharmonisan. Pesan itu yang ada di balik pembuatan motif itu,” kata Ilham.

“Tidak hanya keindahan tapi ada pesan. Semua sangat penting dan mereka konsisten membuatnya menjadi indah,”pungkas Ilham.

(Dedy Nurdin)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts