KILAS JAMBI – Untuk pertama kalinya, sebanyak 4,98 ton Kopi Arabica Kerinci dengan nilai ekonomi mencapai Rp397,8 juta diberangkatkan ke negeri Jiran Malaysia pada Rabu (17/2) lalu.
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Jambi mencatat komoditas unggulan ekspor Provinsi Jambi ini pada tahun 2020 mencatat kinerja ekspor sebanyak 18 ton biji kopi dengan nilai Rp1,6 miliar. Dengan tujuan negara masing-masing adalah Belgia, China, Hongkong, Jepang, Singapura dan Korea Selatan.
“Kami sangat mengapresiasi penambahan negara tujuan ekspor baru untuk Kopi Arabica Kerinci ini,” kata Kepala Karantina Pertanian Jambi, Turhadi Noerrahman saat melalukan monitoring tindakan karantina di Pelabuhan Talang Duku, Jambi, Selasa (23/02).
Menurut Turhadi, setiap negara tujuan ekspor memiliki aturan dan protokolnya masing-masing. Seperti halnya untuk tujuan ke Malaysia yang mempersyaratkan perlakuan fumigasi terhadap kemasannya (karung goni).
Masih menurut Turhadi, perlakuan fumigasi dilakukan merujuk ketentuan International Standar for Phytosanitary Measure (ISPM) No. 43, yang penerapannya sesuai dengan Standar Badan Karantina Pertanian.
Perlakuan ini semata-mata hanya untuk pemenuhan persyaratan karantina negara tujuan ekspor. “Apabila tidak dipersyaratkan maka langsung dapat diekspor setelah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan bebas hama oleh Pejabat Karantina,” jelas Turhadi.
Perlakuan tindakan karantina (fumigasi) merupakan wewenang (kompetensi) Pejabat Karantina Tumbuhan, namun dalam pelaksanaannya dapat didelegasikan pada pihak ketiga di bawah pengawasan Pejabat Karantina Tumbuhan. Dan dalam pelaksanaannya, perusahaan fumigasi tersebut adalah perusahaan yang sudah diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian melalui program Skim Audit dan Penilaian (SAP) Badan Karantina Pertanian.
Hilirisasi Produk Pertanian
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil juga turut mengapresiasi penambahan negara tujuan ekspor baru untuk komoditas Kopi Arabika Kerinci.
Sebagai informasi, komoditas asal sub sektor perkebunan ini dinobatkan sebagai Kopi Arabika Specialty Indonesia Terbaik Tahun 2017. Penilaian ini karena kopi memiliki rasa khas buah-buahan atau fruity, aroma rempah dan meninggalkan rasa atau aftertaste yang manis. Ditambah juga dengan bentuk biji tebal sehingga banyak disukai penikmat kopi hingga mancanegara.
“Untuk dapat mencapai target nilai Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) diperlukan kerja sama yang baik dengan seluruh entittas. Upayakan yang diekspor sudah dalam bentuk jadi, minimal setengah jadi,” kata Jamil.
Gratieks sendiri adalah program jangka panjang yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya untuk mengakomodir semua kepentingan dari hulu sampai hilir. Progam ini dirancang untuk menggerakan roda ekonomi nasional mulai dari sisi produksi sampai proses pengolahannya. (*)