KILAS JAMBI – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi merayakan hari ulang tahun yang ke-13 dengan menggelar acara berbobot berupa Sharing Session bertema “Komunitas Rentan dan Keadilan Iklim” pada 21 November 2024. Acara ini menghadirkan Umi Syamsiatun, seorang penggiat lingkungan dan pemerhati isu keadilan sosial sebagai pemapar utama.
Umi mengawali diskusi dengan mengatakan bila kelahiran AJI tentu tidak berbeda dengan lahirnya berbagai organisasi masyarakat sipil yang ada di Indonesia, lahir dalam keadaan yang sama. Kemudian secara bersama-sama menyuarakan berbagai kondisi ketidakadilan pada masa orde baru.
“Kemudian terus meluas gerakan masyarakat sipil bersama dengan teman-teman AJI pada masa orde baru, terus membesar dan mengkristal hingga mampu menorehkan sebuah sejarah secara bersama-sama yang namanya reformasi,” kata Umi.
Pentolan NGO Alam Hijau (AHi) Jambi ini kemudian menjelaskan dampak perubahan iklim yang dirasakan langsung oleh kelompok dan masyarakat rentan. Seperti petani, nelayan, dan komunitas adat. Ia menyoroti bagaimana krisis iklim memperburuk ketimpangan sosial serta membatasi akses mereka terhadap sumber daya alam yang menjadi tumpuan hidup.
“Keadilan iklim adalah tentang memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang paling rentan mendapatkan hak mereka atas lingkungan yang sehat dan berkelanjutan,” kata Umi menegaskan.
“Perhutanan Sosial menjadi salah satu program yang kemudian digadang-gadangkan sebagai prioritas nasional dalam menekan laju deforestasi dan gradasi hutan, dengan memberikan ruang kelola atau izin kelola kepada masyarakat di seluruh pelosok negeri dalam berbagai skema. Ada hutan desa, hutan adat dan kemitraan kehutanan,” kata Umi menambahkan.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peran media dalam mengangkat suara komunitas rentan dan memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat tentang isu-isu iklim. Jurnalis, menurutnya memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan informasi yang mendidik dan menggugah kesadaran publik.
“Kemiskinan yang terus menghantui negeri ini, ketidakadilan, diskriminasi, kriminalisasi menjadi isu yang terus populer yang tidak pernah terselesaikan sampai ke akar masalah bahkan hingga saat ini,” katanya.
Umi berharap apa yang ia sampaikan ini bisa menjadi kritik konstruktif dan sumbangsi lembaganya kepada pengambil kebijakan, “Kami tidak tahu bagaimana cara kami menyuarakan agar sampai kepada pemerintah, bahwa ada masalah yang sanggat mendasar yang harus diselesaikan oleh negara ini, untuk mewujudkan yang namanya keadilan iklim,” tegas umi.
AJI Jambi sendiri menunjukkan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam isu-isu yang relevan bagi masyarakat dan lingkungan, sejalan dengan semangat jurnalisme yang independen dan berpihak kepada kebenaran.
Penulis: Bedriyanto
Mahasiswa Magang Prodi Jurnalistik Islam, Fakultas Dakwah, UIN STS Jambi