Dulu Dihuni Binatang Buas, Kini Jadi Sentra Nanas

Muaro Jambi, kilasjambi.com – Mayoritas masyarakat Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, berprofesi sebagai petani nanas. Kini desa gambut tersebut menjadi sentra nanas terbesar di Provinsi Jambi.

Siapa sangka sebelum menjadi daerah sentra nanas, dulu desa ini adalah hutan gambut yang setiap tahun kerap digenangi air.

Tak hanya digenangi air, konon pada zaman dahulu hutan gambut di Desa Tangkit Baru banyak dihuni oleh binatang buas sehingga tak ada warga yang berani membuka hutan tersebut.

Namun dengan keuletan dan kerja keras petani, daerah yang sebagian besar lahan gambut dapat diolah menjadi mata pencaharian masyarakat sekitar dengan komoditi nanas.

Alasan menanam komoditi nanas ini dilatarbelakangi dengan kondisi tanah gambut yang umumnya memiliki kadar asam dan kesuburan yang rendah.

Lahan gambut yang sering digenangi air dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tanaman seperti tanaman jagung, ubi kayu, dan kopi. Kondisi ini memaksa petani memutar otak, hingga akhirnya petani di desa itu memilih nanas sebagai tanaman utama.

“Dengan kondisi tersebut, petani di desa ini memilih komoditas nanas sebagai tanaman utama karena lebih cocok dengan kondisi tanahnya,” tutur Baso Muhamnad Yunus, Petani Nanas di Desa Tangkit Baru ketika ditemui di kediamannya, Jumat (8/10/2021).

Tanaman nanas telah dibudidayakan telah lama dan menjadi usaha pertanian turun temurun. Usaha tani nanas menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Desa Tangkit Baru. Kini desa tersebut semakin terkenal sebagai daerah sentra nanas terbesar di Provinsi Jambi.

Tanaman nanas pada umumnya dapat di panen setelah tanaman berumur 12-24 bulan dari sejak tanam. Baso mengatakan, cara penanaman bibit nanas di Desa Tangkit Baru yaitu dengan memasukan bibit nanas ke setiap lubang dengan satu bibit.

Hamparan kebun nanas di Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, Muaro Jambi. (Kilasjambi.com/Nurfaidah)

Pada umumnya pemeliharaan yang dilakukan petani nanas di Desa Tangkit Baru meliputi: penyiangan, pengairan, pemupukan, dan pemberantasan hama.

“Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu setelah musim kemarau dan setelah musim hujan,” ungkap Baso.

Selain itu untuk masa panen buah nanas dilakukan setiap hari. Namun, para petani akan menghadapi dua kali musim panen raya setiap tahun.

Saat musim panen raya yang dilakukan serentak itu membuat persediaan buah nanas di desa tersebut sangat melimpah. Biasanya buah nanas hasil petani itu dikirim ke luar daerah seperti Jakarta, Lampung, Bengkulu, dan daerah lainnya.

“Selain panen raya, petani di sini juga bisa panen setiap hari,” kata Baso.

Penulis: Nurfaidah

*Mahasiswa PPL Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, UIN STS Jambi

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts