KILAS JAMBI – Kawan Jurnalis Maluku Utara (KJMU) pada Rabu malam, 7 September 2022, melaksanakan aksi dukungan dan solidaritas untuk Nurkholis Lamaau, redaktur cermat.co.id yang mengalami tindakan kekerasan dari keponakan Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen.
Aksi solidaritas ini dilakukan, setelah mereka membaca di media bahwa Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan akan mempolisikan Nurkholis.
Koordinator aksi KJMU, Adhar S. Sangaji, mengatakan aksi ini adalah sikap tegas untuk melawan segala bentuk tindakan kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis.
“Tentu tidak hanya Nurkholis yang mengalami tindakan kekerasan dan intimidasi. Kerja-kerja wartawan di mana saja selalu berpotensi berhadapan dengan kasus seperti ini, sehingga itu aksi ini adalah bentuk dukungan terhadap jurnalis atau wartawan,” ucap Adhar.
Ia mengaku, selain aksi solidaritas, aksi ini juga meminta dukungan dari masyarakat Maluku Utara untuk menyumbangkan sedikit rezeki agar memudahkan Nurkholis menjalani proses hukum yang sedang berlangsung.
“Melawan kekuasaan yang anti kritik dan alergi terhadap demokrasi tentu membutuhkan banyak dukungan, sehingga itu kehadiran kami di sini untuk ingin terus berdiri bersama Nurkholis,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kekerasan terhadap jurnalis tentu sangat tidak dibenarkan oleh konstitusi. Kerja-kerja jurnalis adalah bagian dari fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah.
“Sehingga itu, kami memilih berjuang bersama Nurkholis, karena Nurkholis selama ini dikenal sebagai wartawan yang kritis dan tak pernah lelah menyampaikan aspirasi masyarakat. Kami sudah membaca banyak liputan dari Nurkholis, liputannya selalu mendalam. Wartawan seperti ini tak boleh dibiarkan berjuang sendirian,” pungkas Adhar.
Sekadar diketahui, Nurkholis sempat mengalami intimidasi dari Usman, saudara Wakil Wali Kota Tidore pada Rabu malam, 31 Agustus 2022. Nurkholis diminta menghapus artikel yang berjudul “Hirup Debu Batubara Dapat Pahala”.
Keesokannya pada Kamis, 1 September 2022, Nurkholis malah mengalami pemukulan dari Arianto, ponakan Wakil Wali Kota Tidore.
Namun, setelah ia datang membuat laporan di Polres Tidore, justru diduga mendapat perlakuan intimidasi dari Wakil Wali Kota Tidore.