Transformasi Digital “UMKM”

Transformasi digital merupakan perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam aspek kehidupan masyarakat. Transformasi digital dapat menghasilkan konsep paperless dan mempengaruhi efektivitas dalam berusaha. Transformasi digital secara harfiah dapat diartikan perubahan menuju era digital.

Disaat pandemi Covid-19 yang belum berakhir, dunia digital tumbuh dengan sangat cepat. Perubahan aktivitas yang biasa secara manual sekarang semua bisa dilakukan dengan sebuah digital. Banyaknya muncul aplikasi baru dalam kehidupan memudahkan setiap manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Dengan adanya perubahan kebiasaan-kebiasaan manusia dalam melakukan kegiatan maka para pelaku Usaha Mikro Kecil Menangah (UMKM) juga harus ikut arus perubahan dimana harus masuk ekosistem digital.

Kementerian Koperasi dan UKM mencacat jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 65 juta unit dan 24,9 persen sudah masuk ke ekosistem digital. Lantas apa gunanya transformasi digital UMKM:

1. Keberlangsungan usaha. Ditengah pandemi yang belum berakhir kebiasaan masyarakat dalam melakukan kegiatan baik bekerja, belajar, membeli sesuatu dan sebagainya sudah menggunakan platform digital.

2. Efektivitas operasional. UMKM lebih mudah melihat semua data transaksi, omset perbulan dengan lebih mudah, sehingga tidak perlu repot menghitung secara manual berapa stok barang atau berapa keuntungan yang didapat perbulannya.

3. Peningkatan jumlah pelanggan. Dengan adanya digital, UMKM saat ini sudah terkoneksi keseluruh pelanggan yang ada di dunia. Sehingga UMKM berkesempatan untuk berkembang lebih besar.

Target pemerintah pada 2024 ada 30 juta UMKM bertransformasi digital. Survei dari google dan Temasek mencatat ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Dalam laporan yang ke enam yang berjudul “Roaring 20s: The SEA Digital Decade “ Gross Merchandise Valve (GMV ) pada tahun 2021 US$ 70 Milyar dan diperkirakan naik menjadi US$ 146 Milyar hingga 2025.

Laporan 2 tahunan ini disusun menggunakan data dari google trends, insight dari Temasek dan analis dari Bain & Company. Ada tambahan 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi juga mendorong pertumbuhan disektor E-Commerce dengan 72% diantaranya dari wilayah non-kota besar.

Dari laporan tercatat sektor transportasi dan makanan tumbuh 36 persen (YoY) dari GMV sebesar US$ 5,1 Milyar pada tahun 2020 menjadi US$ 6,9 Milyar pada 2021. Sektor media online tumbuh 48 persen (YoY) dari US$ 4,3 Milyar menjadi US$ 6,4 Milyar selama periode yang sama.

Diperkirakan pada tahun 2030 indonesia bergerak tumbuh menjadi perekonomian digital sebesar 5 kali lipat yaitu senilai US$ 330 Milyar. Pada laporannya mencantumkan bagian khusus yang membahas UKM di Asia Tenggara, survei dilakukan dengan 3.000 pedagang digital di Enam Negara. 28 persen pedagang Indonesia menyatakan mereka tidak akan bertahan tanpa berjualan di Platform digital.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar menjadi tujuan investasi bagi e-commerce dimasa depan. Maka tidak heran pemerintah menargetkan pelaku UMKM bertransformasi digital sebesar 30 juta pada 2024.

Tranformasi digital pelaku UMKM yang ditargetkan pemerintah juga harus di barengi dengan infrastruktur teknologi yang baik. Speedtest, situs penyedia layanan uji koneksi internet melaporkan kecepatan internet mobile Indonesia 23,12 Mbps masih kalah jauh di bandikan negara tetangga Malaysia, Singapore maupun Brunei Darussalam.

Semoga program infrastruktur terus berbenah untuk menghadapi era digital.

Penulis: Lina Marliana, Staf BPS Kab Tebo

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts