Tanggapi Nyinyiran Netizen Soal Ziarah, Tim Keluarga Fachrori: yang Penting Niat Kita Baik

KILAS JAMBI – Napak tilas dan ziarah kubur Tim Keluarga Fachrori berlanjut ke makam Presiden RI ke-2, Rabu (21/1). Di Astana Giri Bangun di kaki lereng Gunung Lawu.

Astana Giri Bangun berjarak sekitar 15 Kilometer dari pusat Kota Karanganyar, komplek Astana Giri Bangun terletak persis di samping makam pangeran Samber Nyawa, pemimpin militer paling berbakat dan berpengalaman sepanjang sejarah Jawa.

Raden Mas Said atau Pangeran Mangkunagara, Pangeran berjuluk Samber Nyawa itu, merupakan kerabat Raja Solo III. Sementara Ibu Tien Soeharto adalah cucu Raja Solo III itu.

“Astana Giri Bangun ini memang satu komplek dengan pemakaman raja Solo. Karena Bu Tien adalah keturunan Raja Solo,” kata Bambang, salah satu juru kunci Astana Giri Bangun.

Masuk ke makam pak Harto kudu melewati sebuah gerbang yang terbuat dari jati pilihan. Akses ke makam mesti lewat pintu bagian belakang. Untuk menuju ke sana, peziarah harus melewati tiga kali anak tangga.

Makam Pak Harto berada di nomor dua dari kanan, persis di samping pusara istrinya Siti Hartinah Soeharto. Sementara, di samping Pak Harto adalah pusara kedua orang tua Ibu Tien. Paling ujung sebelah kiri, adalah pusara kakak kandung Ibu Tien.

Di sini, Tim Keluarga Fachrori yang dikomandoi Miftahul Ikhlas tak melakukan ibadah apapun kecuali hanya berdoa.

“Alhamdulillah, prosesi ziarah kita berjalan lancar. Tanpa hambatan,” kata Cik Paul, sapaan akrab Miftahul Ikhlas.

Lalu, Paul kembali menanggapi nyinyiran sejumlah orang di Medsos. Ia misalnya, menyebut ziarah ke makam tokoh bangsa juga kerap dilakukan sejumlah Presiden, mulai dari SBY hingga Jokowi.

Ziarah ke makam Bung Karno, Gus Dur dan pak Harto, kata Paul, lazim dilakukan. Tak ada yang aneh.

“Kok hari gini masih ada yang mengolok-olok. Dikatain nyembah kuburan lah, syirik lah. Berarti apa yang dilakukan pak SBY hingga pak Jokowi, yang pernah berziarah itu salah?. Kami ke makam Bung Karno, Gus Dur dan Pak Harto hanya untuk ziarah. Ini napak tilas terhadap para tokoh bangsa. Karena merekalah rakyat Indonesia bisa bersatu,” kata Paul.

Ia heran, niat baik itu kok justru ditafsir macam-macam. “Yang penting niat kita baik. Bagi yang nyinyir dan suka mengolok-olok, kami doakan kebaikan bagi mereka,” katanya.

Satu hal harapannya, Paul ingin rakyat Jambi bersatu. Tak mudah terprovokasi dan anarkis dalam menyambut Pilgub Mendatang.

Usai ziarah, sejumlah tentara terlihat berswafoto bersama tim Fachrori itu. Dari Astana Giri Bangun, Paul berencana akan mengakhiri Napak tilas dan ziarah ke makam Presiden BJ Habibie. (*)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts