Satu Dekade RCI Jambi, Bukan Sekadar Fans Club

10 tahun lalu, tepatnya 10 November 2010, Roma Club Indonesia (RCI) Jambi berdiri. Namun ibarat proses biologis terbentuknya manusia di dalam rahim, kala itu RCI Jambi baru berupa embrio, tahap paling awal dari perkembangan.

RCI sendiri merupakan fans club penggemar AS Roma, klub sepak bola asal negeri pizza, Italia, yang berbasis di Kota Roma, kotanya para Gladiator. Mereka yang riang gembira menyandang sebutan Romanisti.

Tak sedikit dinamika dan lika-liku survive nya RCI Jambi selama satu dekade ini, awal mula terbentuknya RCI Jambi tak lepas dari peranan mulai berkembang pesatnya media sosial waktu itu. Diawali dari pengumpulan anggota dengan sistem pencarian dari blog Romanisti-Indonesia.com (forum), friendster, facebook, grup facebook, dan pencarian secara personal di facebook dengan menyertakan embel-embel Romanisti Jambi.

Dari hasil berselancar di dunia maya itu, komunikasi terjalin antara beberapa Romanisti sehingga disepakati untuk bertemu dan berkumpul. Seiring berjalannya waktu, pertemuan sering dilakukan. Dan akhirnya, mereka para penggagas menyepakati membentuk Romanisti Indonesia Regional Jambi (sebelum menjadi RCI Jambi) pada 10 November 2010.

Mengusung prinsip “Kami Bukan Sedarah, tapi Lebih dari Saudara”, RCI Jambi bukan hanya sekadar fans club, kegiatan Romanisti Jambi bukan hanya sebatas nobar saat AS Roma berlaga. Tapi lebih dari itu, mempererat pertalian, menggugah rasa emosional antar member, sepenanggungan saat Giallorossi terjerembab kekalahan, serta saling mengingatkan agar tidak terlalu euforia saat Gladiator-gladiator Roma mengantongi poin penuh.

Harus diakui ini bukan klub sepak bola bertabur bintang, bahkan minim gelar. AS Roma baru tiga kali meraih scudetto, 1941-42 kemudian pada 1982-1983 dan terakhir pada 2000-2001. serta hanya memenangkan trofi lokal berupa sembilan gelar Coppa Italia dan Supercoppa Italia dua gelar. Di panggung Eropa lebih menyedihkan, Roma hanya memenangkan Piala Inter-Cities Fairs pada 1960-61, mendekati kemenangan Piala Eropa pada 1983-84 (kalah di final bermain di kandang melawan Liverpool setelah adu penalti), dan berakhir sebagai runner-up di Piala UEFA untuk 1990-1991 (kalah agregat melawan Internazionale).

Artinya, di era sepak bola modern ini, Romanisti terakhir merasakan juara nyaris 20 tahun yang lalu. Selebihnya mereka harus puas menempati posisi runner-up di klasemen akhir Serie A, kadang cukup di lima besar, bahkan beberapa kali terlempar dari lima besar. Tapi minim gelar tak menyurutkan asa para Romanisti Jambi, loyalitas tak harus tentang trofi, bukan hanya perkara berlaga tanpa tersentuh kekalahan.

Ini yang ditunjukkan sang Pangeran Roma, Fransesco Totti, hingga akhir karirnya terpatri hanya satu jersey di hatinya, tak terbujuk iming-iming bayaran puluhan juta euro per musim, tak tergoda dengan penghargaan pribadi tertinggi ballon d’or, itu semua sangat memungkinkan ada dalam genggaman jika pencetak gol terbanyak sepanjang masa AS Roma itu memilih berlabuh ke klub yang lebih presitius saat berada di puncak karirnya.

Apa yang dilakukan Totti, tentu menginsipirasi para Romanisti yang sekali lagi menegaskan jika loyalitas tanpa batas bisa menggugah gairah, gairah untuk selalu mendukung AS Roma apapun hasilnya saat tiupan panjang peluit wasit berbunyi saat di akhir pertandingan.

Anniversary 10 tahun Roma Club Indonesia Jambi, foto: RCI Jambi

Romanisti menyadari betul jika loyalitas tak berhak menuntut klub harus bergelimang trofi, jor-joran harus membeli pemain berlabel bintang, memaksa kemenangan ditempuh dengan cara instant, tapi melupakan tradisi. Tradisi para Gladiator yang bertarung di Colosseum dengan cara elegan, bukan cara culas hanya demi medali.

Satu dekade RCI Jambi, loyalitas itu makin jelas, persaudaraan makin mandarah daging, member muka-muka lama selalu paling terdepan hadir dalam apapun kegiatan RCI Jambi. Bahkan beberapa di antaranya memiliki akselerasi yang membuat setiap moment berjalan riang gembira.

15 November lalu, RCI Jambi merayakan satu dekade nya, perayaan sederhana, 10 tahun merupakan pencapaian yang tidak mudah, syarat emosi dan beragam gejolak. Tapi itu yang menempa kedewasaan member RCI Jambi, rasa persaudaraan yang terus terjaga meski bukan sedarah. (*)

10 tahun RCI Jambi, berikut daftar ketua dari awal berdiri hingga saat ini:

  1. Ade Surya (2010-2011)
  2. Pratama Nugraha (2011)
  3. Indra Jaya (2012-2013)
  4. Harun Al Rasyid (2013-2015)
  5. Luluan Partohap (2015-2017)
  6. Ahmad Syafi’i (2017-2018)
  7. M. Rabwal (2018-sekarang)
Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts