Produk Olahan Ikan Asap SAD Pelepat Bungo Kian Digemari, Ini Perjalanannya

KILAS JAMBI – Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo, patut berbangga hati. Tekad dan kerja keras mereka berbudidaya ikan membuahkan hasil.

Bahkan, Bupati Bungo, Mashuri, hadir langsung untuk menyaksikan panen ikan hasil pemeliharaan masyarakat adat tersebut. Pada Selasa, 24 Mei 2023.

Hasil panen 1 dari 3 unit kolam dalam tersebut, diperkirakan hampir mencapai 1 ton ikan jenis nila. Sedangkan 2 unit kolam lain, masih tahap pembesaran, dengan jenis ikan patin.

Usaha ikan kolam dalam yang dijalankan kelompok SAD ini melalui proses yang cukup panjang dan adaptasi yang tidak gampang, SAD yang memiliki tradisi berburu, harus menyesuaikan dengan kondisi hutan sebagai tempat hidup mereka yang kian tergerus.

Sejak tahun 2015 komunitas SAD di lokasi tersebut belajar beternak ikan. Dimulai dari kolam terpal, kolam fiber dan berakhir di kolam dalam.

“Keberhasilan kelompok pembesaran ikan ‘Mina Klukup’ ini tidak terlepas dari dukungan dan asistensi Disnakkan Kabupaten Bungo,” kata Dewi Yunita, CEO Pundi Sumatra.

Pundi Sumatra sendiri merupakan NGO yang melakukan pendampingan dan pemberdayaan di lokasi tersebut. Tidak hanya fokus pada pemberdayaan ekonomi, namun juga menyentuh aspek penyediaan layanan dasar dan melakukan advokasi kebijakan-kebijakan daerah yang lebih inklusif.

Potensi bahan baku ikan yang melimpah, menumbuhkan minat di komunitas ini untuk mengembangkan produk olahan berupa ikan asap. Usaha ini mulai dirintis pada tahun 2020 dan produk dengan label kelompok “Mina Hasop Eluk” kini mulai dikenal dan diterima masyarakat, khususnya di Kabupaten Bungo.

Dalam kunjungannya ke rumah produksi ikan asap, Bupati Mashuri dan rombongan melihat secara langsung bagaimana tahapan produksi ikan asap ini dibuat oleh para kader SAD yang semuanya berusia remaja dan sebagiannya masih duduk di bangku sekolah formal.

“Cukup lama kami belajar hingga kini mahir mengasap ikan. Selain mengisi kas kelompok, ikut terlibat mengasap ikan juga bisa menambah uang jajan untuk sekolah,” kata Siska, Anggota Kelompok Mina Hasop Eluk.

Produk ikan asap ini selalu tersedia di Dekranasda Kabupaten Bungo, Bazar Car Free Day oleh Disnakkan dan di beberapa warung di lokasi lintas Kecamatan Pelepat.

“Setiap minggu, orang warung meminta stok ikan asap sebanyak 3-5 kg, ke depan kami juga berharap produk ikan asap ini bisa masuk ke mini market di Kota Bungo mau pun beberapa outlet di Provinsi Jambi,“ kata Juliana, Ketua Kelompok Mina Hasop Eluk.

Bupati Mashuri mengaku bangga dengan keberhasilan produk olahan makanan pertama dari SAD ini, dengan melihat secara langsung bagaimana ikan ini diproduksi. Ia mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu lagi meragukan produk tersebut. Karena diolah dengan sangat higenis, pun telah mengantongi sertifikat halal MUI, PIRT dan NIB.

“Saya menghimbau agar masyarakat justru mendukung kemandirian ekonomi pada SAD dengan cara membeli produk yang mereka hasilkan, pemerintah akan ikut men-support UMKM ini agar dapat semakin berkembang,” tegas Mashuri.

Perjalanan usaha ekonomi masyarakat SAD serta rangkaian program pendampingannya ini tidak terlepas juga dari supporting dari program Zakat Community Development (ZCD) BAZNAS RI, dan Program ESTUNGKARA – Kemitraan Partnership yang Pundi Sumatra jalankan.

“Mina Hasop Eluk masih membutuhkan dukungan dalam aspek pemasaran, branding dan peningkatan kapasitas untuk dapat melakukan diversifikasi jenis produk olahan ikan dan Pundi Sumatra tidak akan mampu melakukan ini tanpa dukungan serta kerjasama dengan parapihak terkait. Potensi ini adalah milik Bungo, semoga pemerintah daerah siap untuk men-takeover dan mendorong UMKM ini agar semakin berkembang,” kata Dewi Yunita.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts