Penghargaan Dubai Awards untuk Inovasi Susut Pangan Perikanan di Indonesia

KILAS JAMBI – Indonesia Postharvest Loss Alliance for Nutrition (I-PLAN), sebuah inisiatif inovatif yang didirikan oleh GAIN dengan dukungan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda di bawah kerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, telah memenangkan Best Practices Award dalam Sustaining Urban Food Systems dari Penghargaan Internasional Dubai Awards yang ke-12.

Penghargaan Internasional Dubai untuk Praktik Terbaik didirikan pada tahun 1995, di bawah arahan mendiang Sheikh Maktoum Bin Rashid Al Maktoum selama Konferensi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa di Dubai—sebagai hasil dari Deklarasi Dubai. Sekarang di tahun ke-25, penghargaan tersebut mengakui praktik terbaik dunia yang menunjukkan kontribusi berharga bagi pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, sebagai hasil dari kemitraan yang efektif antara sektor publik, swasta, dan sipil.

Proyek Indonesia Postharvest Loss Alliance for Nutrition (I-PLAN) bertujuan untuk meningkatkan pasokan pangan bergizi dan aman dalam negeri dengan mengurangi kehilangan ikan pascapanen. Proyek ini terdiri dari dua kegiatan utama: 1) membangun platform untuk kolaborasi antara pelaku rantai pasokan ikan dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas anggotanya melalui pelatihan, pencocokan bisnis dan pendanaan benih dan 2) tantangan inovasi untuk bisnis lokal pada teknologi rantai dingin dan inovasi pangan berbasis ikan.

Sejak berakhirnya hibah GAIN, Aliansi I-PLAN di Indonesia (berganti nama menjadi Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia atau disingkat JP2GI) telah berjalan secara independen dan memiliki lebih dari 600 anggota di seluruh Indonesia. Dua ratus anggota telah menerapkan teknologi dan praktik kehilangan pascapanen yang lebih baik untuk bisnis mereka, dengan lebih dari 20.000 produk teknologi rantai dingin dijual dan digunakan oleh 400 nelayan dan 56.000 produk makanan berbasis ikan dijual di pasar lokal.

Inisiatif ini telah menghasilkan beberapa capaian penting, seperti:
· Menambah peluang baru untuk pengembangan bisnis, produktivitas, dan pendapatan karena lebih dari 20.000 produk teknologi rantai dingin dijual.
· Pengurangan penggunaan energi dan material melalui inovasi dan teknologi rantai dingin yang terjangkau di sektor perikanan termasuk penggunaan freezer hingga 15 jam/hari dan pengurangan kantong plastik untuk penyimpanan.
· Meningkatkan akses terhadap produk pangan berbasis ikan dan ikan yang terjangkau dan bergizi untuk mengurangi gizi buruk. Lebih dari 56.000 produk makanan berbahan dasar ikan telah dijual di pasar lokal.

“Inisiatif ini telah meningkatkan pasokan ikan dan produk ikan untuk penduduk Indonesia dan telah memfasilitasi dialog dan kolaborasi antara pelaku rantai pasokan ikan dan pemerintah untuk mengidentifikasi kemacetan dan sumber inovasi lokal yang berkelanjutan untuk mengurangi kehilangan 25-35% ikan sebelum dipasarkan.” kata Aang Sutrisna, Kepala Program Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia sebagai inisiator
dan pendamping I-PLAN.

Dengan jumlah penduduk 269 juta jiwa pada tahun 2020, Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami industrialisasi dengan cepat dan masuk ke dalam ekonomi berpenghasilan menengah. Namun, masih banyak tantangan pembangunan.

Pendapatan tidak terdistribusi secara merata dan hanya konsumen berpenghasilan tinggi yang mampu mengakses makanan sehat dan bergizi secara berkelanjutan. Masih banyak yang mengalami berbagai bentuk malnutrisi – termasuk anemia, stunting, dan defisiensi mikronutrien. Ini tetap menjadi tantangan kesehatan masyarakat, terutama di kalangan remaja putri, ibu hamil, dan anak di bawah lima tahun.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts