Moral dan Etika Dalam Budaya Melayu Jambi

Widya Sari Rahmadani

Oleh: Widya Sari Rahmadani*

Kita tahu bahwa moral dan etika merupakan suatu hal yang dianggap sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, karena tingkah lakulah yang menjadi tolak ukur baik-buruknya seseorang. Walau pun orang tersebut mempunyai IQ yang tinggi, namun jika etikanya buruk maka ia tidak akan dipandang baik dalam masyarakat atau pun pergaulan di lingkungannya. Lalu, begitu pentingkah moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari? Jawabnya; iya sangat penting.

Moral, etika, dan budaya merupakan tiga hal yang saling berkaitan, moral dan etika itu mencakup dari prinsip yang digunakan dalam hal baik atau tidak baik suatu tindakan manusia. Sedangkan budaya mencakup adat kebiasaan suatu kelompok yang dipercayai masyarakat, sehingga kebiasaan itu menjadi suatu yang terus dilestarikan oleh masyarakat.

Moral dan etika merupakan dua hal yang selalu berkaitan, namun keduanya tetaplah berbeda. Menurut Wantah, moral adalah suatu yang harus dilakukan atau tidak ada hubungannya dengan kemampuan untuk menentukan siapa yang benar dan perilaku yang baik dan buruk. Jadi, moral merupakan suatu aturan yang dipegang oleh individu maupun kelompok dalam menentukan nilai atas tindakan tertentu.

Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti sikap, cara berfikir, watak kesesuaian atau adat. Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, beliau mengatakan bahwa etika adalah suatu cabang pengetahuan filsafat yang berbicara tentang nilai-nilai dan etika yang bisa menentukan tingkah laku manusia dalam kehidupannya. Jadi etika merupakan nilai moral atau norma yang menjadi pedoman, baik itu individu mau pun kelompok dalam mengukur suatu tingkah laku sebagai nilai dalam kehidupan manusia.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan rusaknya moral dan etika generasi muda saat ini, seperti:

Pertama, kurangnya didikan keluarga mengenai nilai-nilai moral dan etika, hal ini dapat menyebabkan anak sekarang kesulitan untuk memahami dan mempraktikkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, adanya pengaruh lingkungan yang negatif, lingkungan sosial masyarakat yang tidak baik dapat memberikan pengaruh anak-anak muda untuk bertingkah laku yang tidak baik pula dan dapat menyebabkan anak tersebut dapat melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama.

Ketiga, adanya pengaruh sosial media, kita semua tahu bahwa dengan adanya teknologi sekarang dapat dengan mudah untuk mengakses apa pun yang kita perlukan dan inginkan, baik itu dari hal yang positif sampai yang negatif pun semuanya ada, jika anak muda sekarang tidak bisa memilah dan memilih dalam menggunakan sosial media maka itu akan sangat berdampak terhadap anak tersebut.

Keempat, yaitu faktor sosial dan ekonomi. Ketidakstabilan dalam lingkungan sosial dan adanya tekanan dalam masalah ekonomi dapat mempengaruhi mental kejiwaan sang anak, hal ini juga dapat memberikan dampak negatif terhadap moral dan etika mereka.

Menurut seorang ulama yang bernama Muhammad Zayn Al-Jambi, generasi muda memiliki peran penting dalam mempertahankan dan memperbaiki moral dan etika masyarakat. Generasi muda harus diberi pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk membentuk karakter dan nilai-nilai yang baik. Beliau juga menekankan pentingnya peran orang tua, guru, dan masyarakat dalam membimbing generasi muda agar menjadi individu yang berakhlak mulia.

Muhammad Zayn Al-Jambi juga mengajarkan bahwa moral dan etika tidak hanya penting dalam kehidupan pribadi, tetapi juga dalam kehidupan masyarakat. Beliau menekankan bahwa masyarakat yang beretika baik akan menciptakan kehidupan yang harmonis, damai, dan sejahtera. Oleh karena itu, semua anggota masyarakat harus berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam budaya Melayu Jambi, moral dan etika dapat dilihat dalam indikator, seperti: memiliki rasa hormat, sopan, jujur, adil, kerja keras, dan rasa tanggung jawab. Secara menyeluruh, diksi moral, etika, dan budaya Melayu sangat kompleks dan eksistensinya selalu berkontestasi dengan berbagai nilai dan tradisi yang unik dan sangat beragam. Dalam hal ini, penting sekali bagi masyarakat Jambi dan pemerintah untuk terus menjaga dan membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya yang ada.

Masyarakat perlu menjaga dan merawat budaya Melayu Jambi dengan cara tidak merusak nilai-nilai yang ada dalam budaya. Beberapa contoh yang bertentangan dengan semangat menjaga kebudayaan Melayu Jambi yaitu: perilaku seperti vandalisme dan penghinaan terhadap kebudayaan Jambi. Hal ini tidak hanya dapat merusak budaya, tetapi juga dapat menimbulkan perpecahan dan merusak hubungan antar budaya.

Oleh sebab itu, sebagai masyarakat Jambi harus bersikap bijak dalam berperilaku dan menjaga budaya Melayu Jambi ini agar tetep lestari dan menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat. Budaya Melayu Jambi memiliki nilai-nilai moral yang penting bagi masyarakat Jambi. Berikut ini merupakan sikap yang dicerminkan oleh budaya Melayu Jambi yang perlu dilestarikan oleh segenap lapisan masyarakat, apalagi generasi muda. Nilai-nilai adi luhur tersebut antara lain: (1) Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua; (2) Keterbukaan dan keramah-tamahan; (3) Prinsip gotong royong; (4) Rasa malu; serta (5) Kepedulian terhadap lingkungan.

Dari narasi di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa budaya melayu Jambi memiliki nilai-nilai moral yang perlu dipertahankan dan dijaga keberlangsungannya. Hal tersebut dapat membawa dampak positif dalam membentu karakter dan moralitas individu serta dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Semua nilai dan budaya tersebut membuktikan bahwa Jambi memiliki kekayaan dan keanekaragaman yang perlu dijaga dan dihargai keberadaannya oleh generasi selanjutnya.

 

*Mahasiswa Prodi AFI UIN STS Jambi

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts
Read More

Bukan Sekadar Magang

*Gresi Plasmanto Waktu itu mereka datang diantar oleh dosen pamong. Dosen pamong, Bang Jun–begitu kami menyapanya, memasrahkan lima…