Jambi, kilasjambi.com – Rangkaian webinar Literasi Digital di Kota Jambi kembali bergulir. Pada Jumat, 15 Oktober 2021 pukul 09.00 WIB, telah dilangsungkan webinar bertajuk “Menjadi Pelopor Masyarakat Digital yang Cerdas”.
Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. “Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Pada webinar yang sukses dihadiri 172 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Masrizal Umar, ST – Chief Marketing Officer PT Spirit Inti Abadi, Dr. Lintang Ratri Rahmiaji S.Sos M.Si – Dosen Ilmu Komunikasi Undip, Japelidi, Siti Masnidar, SE – Trainer Google News Initiative (GNI), Beny, S.Kom, M.Sc – Programme Director Bsc informatics Universitas Dinamika Bangsa Jambi. Pegiat media sosial yang juga Pengusaha @therealfoodjkt, @trf-homemade_beeclub, HDI Executive Diamond, @adetyaa bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya.
Pada sesi pertama, yakni Masrizal Umar mengatakan, “Membebaskan ruang digital dari konten negatif dengan melakukan kampanye lawan konten negatif, gerakan literasi digital nasional, Kominfo melakukan penanganan konten negatif lewat monitoring (crawler engine) dan bekerja sama dengan sosial media platform provider > dihapus (take down), Kominfo bersama dengan Polri (Bareskrim) melakukan penegakkan hukum terutama pada pembuat dan penyebar ujaran kebencian dan Hoaks”
Giliran pembicara kedua, Dr. Lintang Ratri Rahmiaji, “Internet memungkinkan terbukanya akses untuk pemikiran dan sikap kritis masyarakat sipil kepada pemegang kebijakan publik, dan membangun jejaring untuk mendukung terdistribusinya akuntabilitas di bidang bisnis, industri, pemerintah, politik dan sosial media”.
Tampil sebagai pembicara ketiga Siti Masnidar menjelaskan, “orang lebih cenderung percaya hoaks jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki“.
Pembicara keempat Beny menegaskan “Romance scam jarang dilaporkan korban karena rasa malu pada korban, takut dijadikan bahan candaan di media sosial dan khawatir disalahkan”.
@adetyaa sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan, “Menjadi pelopor masyarakat digital yang cerdas harus kita ketahui ada undang-undang dan modus-modus penipuan, jadi kita sebagai pengguna sosmed harus lebih hati-hati dan lebih pintar dengan adanya webinar ini jadi lebih banyak pengetahuan”.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Alissa Khanza salah satu peserta yang menanyakan, “Bagaimana tantangan society 5.0 di masyarakat Indonesia? serta bagaimana dampak dari tantangan tersebut guna persiapan Indonesia menghadapi era society 5.0? dan Bagaimana sebaiknya kita mengedukasi masyarakat agar mempersiapkan skill-skill yang ada?” dan dijawab oleh narasumber pertama yaitu Masrizal Umar. Pertanyaan kedua oleh peserta bernama Heny Tjoa yang menanyakan, “Bagaimana cara yang baik untuk menegur teman yang suka membuat postingan dengan kata-kata yang tidak baik/bahasa yang tidak sopan?” dan dijawab oleh pembicara kedua Dr. Lintang Ratri Rahmiaji.
Pertanyaan ketiga oleh Novita Ayu Anggraini, “Bagaimana masyarakat secara bersama-sama berpartisipasi merubah atau memanfaatkan budaya lama menjadi budaya baru yang lebih efisien dan bagaimana strategi menumbuhkan perilaku dan budaya dalam transformasi digital?” dan dijawab oleh pembicara Siti Masnidar, dan pertanyaan keempat oleh Amwar “Bagaimana cara mengidentifikasi link informasi palsu ataupun link pishing yang bisa memberikan banyak dampak negatif bagi kita? dan bagaimana cara menjelaskan secara simpel kepada pengguna internet yang masih awam?” dan dijawab oleh pembicara keempat Beny.
Webinar ini merupakan kegiatan webinar yang ke tiga-34 dari 37 kali webinar yang akan diselenggarakan di Kota Jambi. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. (*)