KILAS JAMBI – Musim kemarau dimanfaatkan sejumlah warga di Desa Muaro Jambi, Provinsi Jambi, untuk melakukan tradisi bekarang, tradisi menangkap ikan dengan cara yang unik. Warga menangkap ikan di pematang sawah dengan tangan kosong, tradisi yang hanya berlangsung setahun sekali ini juga dilakukan untuk menjaga ekosistem dan habitat ikan.
Hanya bermodalkan jerigen yang telah dimodifikasi untuk wadah ikan hasil tangkapan, sejumlah warga menyeburkan diri ke payau yang ada di tengah pematang sawah. Mereka akan menangkap ikan bermodalkan tangan kosong. Tanpa alat bantuan seperti kail maupun jaring yang biasa digunakan untuk menangkap ikan.
Berburu ikan cara tradisional ini disebut bekarang, warga yang turun ke payau yang airnya mulai mengering harus benar-benar memiliki keahlian dan cekatan dalam menangkap ikan dengan tangan kosong, penangkap ikan juga harus jeli mencari lubuk tempat ikan mengendap yang biasanya berada di dalam lumpur.
Namun warga juga harus ekstra hati-hati, selain menghindari gigitan ular yang juga berdiam di lumpur, kayu berduri yang ada di dalam air juga harus dihindari agar tak terinjak. Tradisi bekarang yang hanya bisa dilakukan setahun sekali ini biasanya dilakukan saat musim kemarau.
Tradisi bekarang juga sebagai upaya kampanye mengajak masyarakat untuk menangkap ikan dengan cara yang benar tanpa menggunakan racun dan alat tangkap ilegal, sekaligus agar tidak merusak habitat ikan di perairan.
Biasanya habis bekarang, warga tak lupa memanen tanaman pangan yang tumbuh di areal persawahan seperti cabai dan terong, ikan hasil tangkapan dan sayur yang dipanen juga akan dimasak, serta dinikmati bersama-sama sebagai bentuk rasa syukur dan kekompakkan warga dalam menjaga alam. (kilasjambi.com)
Video: Tradisi Bekarang, Menangkap Ikan dengan Tangan Kosong