Doni Aprizal Hadi, MM*
PILKADA Serentak 2024 tahun ini menjadi hal yang seru dibahas di kalangan masyarakat Kabupaten Sarolangun, setelah kabupaten pecahan dari Kabupaten Sarolangun Bangko (Sarko) ini dipimpin penjabat sementara dua kali selama dua tahun terakhir, tentunya ini menjadi hal yang dinanti-nanti oleh masyarakat Sarolangun.
Suasana pesta demokrasi sudah semakin nampak yang mana alat peraga kampanye seperti baliho baik ukuran kecil maupun ukuran besar sudah bertebaran, mulai dari pusat kota sampai ke daerah-daerah kecamatan yang ada di Sarolangun.
Pilkada Serentak Sarolangun mungkin saja menghadirkan dinamika yang berbeda dari Pilkada sebelumnya yang hanya memiliki dua pasang kandidat. Prediksi tentang jumlah kandidat dalam Pilkada Serentak Sarolangun tahun 2024 memang bisa menjadi subjek spekulasi di kalangan masyarakat, terutama mengingat isu-isu yang banyak berkembang dan minat calon yang terlihat tinggi. Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memprediksi apakah akan ada empat kandidat calon bupati atau hanya dua, seperti yang terjadi pada pemilihan sebelumnya.
Tentu, situasi politik di Sarolangun menjelang Pilkada Serentak tahun ini memang bisa menghadirkan berbagai kemungkinan dalam hal jumlah kandidat yang akan mencalonkan diri. Berdasarkan analisis terhadap dinamika politik Sarolangun dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pencalonan, terdapat dua skenario utama yang dapat terjadi: Dalam beberapa kasus, persaingan di antara partai politik dan potensi calon independen dapat menghasilkan lebih dari dua kandidat yang mencalonkan diri. Ataukah mungkin sebaliknya, persaingan politik akan berujung pada adu kambing, di mana hanya ada dua kandidat yang mencalonkan diri pada akhirnya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kesepakatan politik di antara partai-partai besar.
Dengan masih ada waktu sebelum tanggal penetapan calon pada 27 Agustus 2024 mendatang, segala kemungkinan politik dapat terjadi di Pilkada Sarolangun. Periode ini menjadi fase yang sangat dinamis dan kritis dalam persiapan pemilihan kepala daerah, di mana banyak hal dapat mempengaruhi jalannya proses pencalonan dan kompetisi antar-kandidat.
Pengalaman dari Pilkada sebelumnya pada tahun 2017 menunjukkan bahwa hasil akhir dari proses pencalonan bisa jauh berbeda dari spekulasi awal atau isu-isu yang berkembang di masyarakat. Bagaimanapun juga, apa pun hasilnya, proses Pilkada Serentak Sarolangun akan menjadi cerminan dari dinamika politik dan kesadaran demokratis masyarakat Sarolangun.
Kalau dilihat memang ada ketegangan dan penantian di kalangan masyarakat dan tim sukses kandidat, untuk melihat bagaimana dinamika politik dan siapa saja yang akan memasuki arena pencalonan.
Fenomena di mana banyak orang mengisukan akan mencalonkan diri untuk suatu jabatan politik, namun pada akhirnya hanya sedikit yang benar-benar mendaftar sebagai kandidat resmi, sering kali terjadi dalam konteks pemilihan umum.
Situasi politik yang berubah atau isu-isu yang mendesak dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk mencalonkan diri atau tidak. Beberapa orang mungkin merasa bahwa kondisi atau isu tertentu tidak mendukung pencalonan mereka.
Sejauh ini sejumlah tokoh politik dan tokoh masyarakat Sarolangun sudah menyatakan diri untuk maju di Pilkada Sarolangun. Ada Muhammad Madel yang merupakan mantan Bupati Sarolangun berpasangan dengan Nor Muhammad (adik kandung Gubernur Jambi periode 2010-2015, Hasan Basri Agus), pasangan ini maju melalui jalur independen.
Lalu ada pasangan Hilallatil Badri-Aang Purnama, pasangan ini telah mengantongi rekomendasi dari PDIP, Demokrat dan Nasdem. Hilal adalah politisi PDIP dan pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Sarolangun, sedangkan Aang Purnama merupakan politisi Partai Demokrat yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua I DPRD Sarolangun. Sejauh ini, pasangan Hilal-Aang satu-satunya kandidat yang memiliki modal 6 kursi minimal syarat dukungan di DPRD Sarolangun.
Selanjutnya, ada pasangan Hurmin-Gerry Trisatwika yang sudah mengantongi rekomendasi dari PKB. Nama lainnya adalah Muhammad Fauzi yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas PUPR Provinsi Jambi, Fauzi kini diketahui telah pensiun dari ASN.
Dengan waktu yang masih tersisa sebelum tanggal penetapan calon, intensitas persiapan dan penantian dari semua pihak terlibat semakin meningkat. Keputusan strategis yang diambil dalam periode ini dapat mempengaruhi hasil akhir dari Pilkada Serentak Sarolangun tahun 2024.
*Akademisi STAI Darul Ulum Sarolangun