Jalur Pendakian Ditutup, Pendaki Batal Kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Kerinci

KILAS JAMBI – Para pendaki terpaksa membatalkan rencana pengibaran bendera merah putih di atap Sumatera. Pasalnya Gunung Kerinci ditutup untuk menghindari penyebaran Covid 19.

Sebentar lagi, peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-75 tahun. Gunung Kerinci menjadi langganan para pendaki untuk mengibarkan bendera merah putih, tepat puncak perayaan yakni 17 Agustus.

Gelombang pandemi Covid 19 memaksa Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menutup pendakian. Dengan demikian, tahun ini, tidak ada perayaan pengibaran bendera di atas Gunung Kerinci.

“Pasti ada yang berbeda. Biasanya setiap tahun selalu ada pengibaran bendera merah putih,” kata Pendaki Gunung asal Sungaipenuh, Yopi Hashendra saat dihubungi kilasjambi.com, Sabtu (8/8/2020).

Yopi menceritakan perjuangan mendaki atap Sumatera ini amat berat. Jalur pendakian yang licin dan sempit, tentu menjadi tantangan tersendiri.

Saat berada di atas, hebusan angin bercampur dingin menampar wajah. Susah payah menuju puncak, terbayar lunas kala prosesi pengibaran bendera berlangsung.

Perjuangan berat naik ke atas gunung, tentu tidak sebanding dengan perjuangan para pahlawan yang gugur di medan perang, untuk meraih kemerdekaan.

Kala sangsaka berkibar, pekik nyanyi Indonesia Raya menggema, tidak terasa air mata mengalir. Benar-benar upacara yang tulus dan mengharu biru.

Berbeda dengan pengibaran bendera di bawah, kata Yopi orang-orang kebanyakan malas-malasan. Bahkan takut kepanasan. Tidak benar-benar memaknai perjuangan kemerdekaan dalam kibaran bendera.

Berbeda ketika di atas gunung. Rasa bangga dan haru menjadi satu. Merah putih, lagu Indonesia Raya itu menjadi lebih bermakna.

“Setelah upacara bubar, kita saling pelukan karena terharu dan kebersamaan,” kata anggota Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jambi itu.

Pendaki lain, Usman Muhammad juga mengeluh belum dibukanya Gunung Kerinci bagi para pendaki, terutama sudah mendekati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Rencana mau mendaki pada (5/8/2020) tetapi gunung belum dibuka. Padahal persiapan sudah matang.

Nah rencana dilanjutkan, nanti 17 Agustus, sudah di atas. Tetapi sampai sekarang masih menunggu kabar, dari pihak TNKS.

Pengibaran bendera di atas gunung, memang begitu istimewa bagi para pendaki. Seperti kemerdekaan Indonesia yang dibayar dengan peluh keringat bahkan nyawa.

“Begitu pula, kemerdekaan bagi pendaki. Artinya kita merasakan betul susah sungguh untuk mengibarkan Bendera Merah Putih,” kata pendaki senior sekaligus fotografer alam liar ini.

Perayaan kemerdekaan di atas gunung memang penuh rasa puas dan haru. Terutama saat lagu Indonesia Raya dinyayikan di puncak ketinggian 3805 MDPL. Gunung merapi tertinggi di Indonesia.

Kendati semangat untuk merayakan kemerdekaan di atas gunung begitu tinggi, pentolan Adventure Kahayang ini tetap menerima keputusan pemerintah, yang demi keamanan dan pencegahan penyebaran virus korona, TNKS melarang pendakian.

Sementara itu, Kepala Balai Besar TNKS, Tamen Sitorus menuturkan Gunung Kerinci belum bisa dibuka untuk pendakian. Kecuali untuk perjalanan satu hari dibolehkan. Untuk mendaki dibutuhkan waktu tiga hari.

“Jadi ya ditutup dulu. Ini prinsip kehati-hatian dalam menghadapi Covid 19. Khususnya keamanan pengunjung menjadi pertimbangan utama. Maklum medannya sangat sulit,” kata Tamen menjelaskan.

Tamen menyadari minat pendaki untuk muncak ke Gunung Kerinci saat momen kemerdekaan selalu tinggi saban tahun. Menanggapi hal itu, justru karena banyak orang, menjadi sangat bahaya dan sulit dikendalikan.

Untuk tahun ini, Gunung Kerinci terlarang bagi pendaki. Sesuai dengan arahan Satgas Penanganan Covid 19 dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (swd)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts