Inovasi Baru Dalam Upaya Mengatasi Limbah Plastik di Indo-Pacific

KILAS JAMBI – Berbagai inovasi baru mulai dari solusi pertanian bebas-plastik, hingga teknologi yang mengubah mata pencarian pemulung di Indonesia, adalah sejumlah usaha rintisan berkelanjutan yang tampil dalam “Demo Day”, sebagai bagian dari Road to G20 Summit di Bali.

Inovasi-inovasi ini merupakan hasil karya dari Plastic Innovation Hub Indonesia, sebuah kemitraan antara Badan Sains Nasional Australia, CSIRO, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia (Kedaireka) dan Kemitraan Aksi Plastik Nasional Indonesia (NPAP).

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM, mengatakan kegiatan Demo Day merupakan bagian dari upaya kolaborasi yang telah berjalan untuk mendukung inovasi dalam memecahkan masalah bilateral di bidang lingkungan.

“Kebersihan laut dan perairan kita berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran negara kita. Baik Indonesia dan Australia adalah negara kepulauan yang memiliki keprihatinan yang sama terhadap dampak polusi plastik di laut,” kata Duta Besar Williams.

Counsellor CSIRO dan juga Direktur untuk ASEAN, Amelia Fyfield mengatakan “Demo Day” merupakan bagian dari pendekatan secara menyeluruh yang lebih besar untuk menangani sampah plastik di kawasan.

“Mendukung para inovator untuk menerjemahkan teknologi canggih ke dalam solusi nyata adalah penting untuk memecahkan isu global ini, maka sangat menggembirakan dapat bekerja sama dengan mitra kami untuk melatih generasi penerus penggagas perubahan di Indonesia dan Australia,” kata Fyfield.

“Kami bangga dapat bekerja secara bilateral karena pada akhirnya plastik tidak mengenal batas, saat kita menyadari hal ini merupakan isu bersama antara tetangga, dengan begitu kita dapat menemukan solusi jangka panjang,”

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Profesor Nizam, mengatakan bahwa program pelatihan wirausaha Indonesia merupakan bagian dari tujuan utama pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia hingga 70% pada tahun 2025.

“Peran usaha rintisan dalam memajukan inovasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia menjadi semakin penting. Usaha rintisan ini memiliki semangat untuk terus tumbuh dan menemukan solusi baru yang akan menguntungkan seluruh masyarakat,” kata Profesor Nizam.

Upaya penting dalam mendukung usaha rintisan yang berkelanjutan ini adalah bagian dari misi CSIRO untuk mengakhiri sampah plastik, dan bekerja untuk mengurangi 80% sampah plastik yang merusak lingkungan pada tahun 2030.

Pertanyaan media: public-affairs-jakt@dfat.gov.au

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts
Read More

Menagih Janji PLTU Semaran

Sarolangun, Kilasjambi.com- Komunitas Semaran Bersatu dan sejumlah organisasi masyarakat sipil menghimpun dukungan untuk menyuarakan hak masyarakat serta meminta…