KILAS JAMBI – Menjadi jemaah haji tentu idaman bagi setiap muslim di dunia. Dengan masa tunggu yang cukup lama, setiap muslim yang mendaftar haji secara reguler harus bersabar, menunggu antrean keberangkatan sesuai porsi yang telah ditetapkan. Dilansir dari website resmi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, masa atau waktu tunggu jemaah haji reguler Provinsi Jambi kini mencapai 32 tahun.
Di tengah keikhlasan dan kesabaran menjadi tamu Allah SWT di Tanah Suci Mekkah dan Madinah, ada cerita di balik keberangkatan jemaah haji tertua Provinsi Jambi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024, yakni Indo Ogo Daeng Mattaru. Jemaah haji tertua Provinsi Jambi ini tergabung dalam Kelompok Terbang (KLOTER) BTH 25, diberangkatkan pada Jumat, 7 Juni 2024 dini hari.
Mendapat porsi keberangkatan dengan kuota LANSIA pada tahun 2024, Indo Ogo Daeng Mattaru, warga Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini, kini berusia 95 tahun. Di usia senjanya, Indo Ogo Daeng Mattaru, jemaah kelahiran Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan, didampingi sang menantu untuk beribadah di Tanah Suci.
Sang menantu yang bernama Indo Intang Abdul Rasyid, menuturkan bahwa keberangkatan sang mertua dimulai dari kepengurusan KTP dan Kartu Keluarga (KK) yang masuk dalam keluarga dirinya bersama suami, yang merupakan anak ketiga dari sang mertua. Sebagai menantu yang berbakti kepada orangtua, dengan keikhlasan, ia bersama sang suami dan anak semata wayang, mendaftar haji pada tahun 2019. Namun takdir berkata lain, sang mertua yang memperoleh kuota LANSIA dan dinyatakan mendapat porsi keberangkatan tahun 2024, hanya dirinya lah sebagai menantu yang dapat mendampingi dan berangkat bersama.
“Karena keikhlasan hati untuk mengibadahkan, kami ikhlas mengurusnya dari awal KTP, sampai memasukkan di KK saya. Saya daftar 4 orang, anak, suami, dan mamak mertua saya di 2019. Ya dikarenakan mungkin sudah izin Allah, karena dia (Indo Ogo Daeng Mattaru) sudah dipanggil ke Baitullah, ternyata saya juga bisa menyusul sebagai muhrim,” ujarnya.
Diceritakan oleh Indo Intang Abdul Rasyid, biaya pendaftaran haji sang mertua seluruhnya adalah dari dirinya bersama sang suami yang berprofesi sebagai wiraswasta. Selanjutnya untuk memenuhi biaya pelunasan dan perjalanan, sang mertua yang masa mudanya berkebun, menjual harta warisan yang ditinggalkan sang suami.
“Kemauannya kuat, mau ibadah dikarenakan suaminya (Indo Ogo Daeng Mattaru) sudah 28 tahun duluan berhaji, ternyata dia (Indo Ogo Daeng Mattaru) belum. Jadi saya kasian melihatnya. Jadi saya usahakan,” ujarnya.
“Soal linglung, tidak ada linglung. Cuma pendengarannya itu kurang. Misalnya ini kan mau mandi ihram, saya kasih tau lagi, nanti kan kita mau mandi ihram. Misalnya kan kami sedang mau shalat, shalat ini, shalat sunnah dulu. Kayak gitu lah saya bimbingnya. Karena kita paham sebagai orangtua sendiri dengan mertua kan sama,” lanjutnya.
Dengan haru dalam wawancara eksklusifnya, Indo Intang Abdul Rasyid menuturkan ia senantiasa melakukan shalat tahajud agar bisa mendampingi sang mertua dalam melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
“Ibaratnya seandainya saya selesai kan ibadah haji, saya anggap saya merdeka kan gitu. Selalu shalat tahajud, mendoakan supaya bisa membawa (Indo Ogo Daeng Mattaru) ke Tanah Suci, waktu namanya (Indo Ogo Daeng Mattaru) keluar, nama saya belum, jadi setiap malam saya (Shalat) Tahajud,” ujarnya.
Mendampingi sang mertua beribadah di Tanah Suci, Indo Intang Abdul Rasyid berharap keluarganya yang lain dapat menjadi tamu Allah SWT untuk beribadah di Tanah Suci.
“Ya Allah berikanlah kami kekuatan supaya bisa beribadah bersama orangtua saya. Setiap waktu,” harapnya.
Dikatakan oleh Indo Intang Abdul Rasyid, untuk beribadah di Tanah Suci, ia menyiapkan data diri sang mertua berupa kalung yang senantiasa dikenakan, yang di dalamnya terdapat nomor telephone dirinya yang bisa dihubungi oleh petugas yang membantu mendorong kursi roda sang mertua, saat melakukan ibadah Tawaf dan Sa’i.
Diketahui, sebelum meninggal dunia, sang suami Indo Ogo Daeng Mattaru telah lebih dulu menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Kini, Indo Ogo Daeng Mattaru menghabiskan masa tuanya bersama anak, menantu, dan cucu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. (Mk)