Bekarang, Tradisi Menangkap Ikan di Desa Senaung

Bekarang, tradisi menangkap ikan di Desa Senaung Muarojambi
Bekarang, tradisi menangkap ikan di Desa Senaung Muarojambi

KILAS JAMBI – Syafi’i, Kepala Desa Senaung, Kabupaten Muarojambi, Jambi mulai melantunkan shalawat tanda tradisi Bekarang dimulai. Warga Desa Senaung, yang sudah bersiap dengan alat tangkap ikan mulai menurunkan alat tangkap mereka ke Danau Teras Desa Senaung, Minggu, 16 Juni 2019. Tangkul, jala, tombak dan terjun langsung ke danau, cara yang digunakan warga dalam tradisi Bekarang ini.

Suasana riang gembira terlihat ketika tangkul diangkat, dan ikan banyak didapatkan. Ikan Toman, ruan, sepat, tebakang, bujuk dan betok tangkapan yang dihasilkan warga Desa Senaung dari tradisi Bekarang ini. “Hasil tangkapan dibawa pulang. Ada juga yang dijual, kalau ada warga yang membeli,” kata Datuk Syafi’i, Kepala Desa Senaung kepada awak media.

Dikatakannya, Tradisi Bekarang ini sudah ada ratusan tahun lalu, dan turun temurun dilakukan hingga sekarang. Namun, Bekarang sempat hilang dan tidak dikoordinir dengan baik oleh warga desa. “Sekarang kita coba bangkitkan lagi tradisi yang mulai hilang ini di Desa Senaung,” katanya.

Warga Desa Senaung datang meramaikan tradisi Bekarang.
Warga Desa Senaung datang meramaikan tradisi Bekarang.

Salah satu perbedaan mencolok yang dirasakan Syafi’i tradisi Bekarang yang dulu dengan sekarang yaitu hasil tangkapan. Dulu, katanya ikan yang didapatkan ukrannya besar. Tapi, sekarang ikannya kecil-kecil. “Dengan Bekarang ini, diharapkan warga yang menangkap ikan dengan cara strum bisa dihilangkan,” ungkapnya.

Setelah Bekarang dilakukan, danau yang sudah diambil ikannya akan diisi dengan bibit ikan baru. Selama satu tahun, danau tidak boleh diambil ikannya. “Menjadi lubuk larangan. Ini sudah menjadi kesepakatan warga desa. Penanggungjawab danau dengan istilah lubuk larangan juga sudah ditunjuk,” jelasnya.

Tradisi Bekarang dilakukan di 6 danau yang terdapat di Desa Senaung. Danau Teras, Pauh, Sialang, Raman, Kecil, dan Danau Dusun. “Puncaknya nanti di Danau Dusun. Sekitar bulan Agustus kita lakukan di sana,” katanya.

Dirinya berharap, tradisi Bekarang ini tidak lagi hilang. Selain itu, dengan tradisi ini sebagai ajang silaturahmi warga Desa Senaung. “Tradisi ini juga menjadi wadah berkumpul warga desa,” pungkasnya. (Ramond)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts
Read More

Jangan Pupuk Rasialisme

Jon Afrizal* Rasialisme adalah persoalan besar saat ini. Amerika kembali merasakan goncangan hebatnya, setidaknya untuk yang ketiga kali.…