KILAS JAMBI – Pilkada khususnya Pilwako Jambi harus berefek untuk semua kalangan, karena bila tidak mempunyai efek maka yang timbul adalah apatisme. Pandangan ini disampaikan secara terbuka oleh Bakal Calon Wali Kota Jambi, Cecep Suryana.
“Jadi jika tidak ada efek masyarakat, maka masyarakat tidak akan datang ke tempat pemungutan suara (TPS), kalau pun datang harus dikasih uang,“ katanya.
Maka dari itu, menurut Cecep semua elemen masyarakat harus punya harapan terhadap pilkada saat ini berdasarkan program masing-masing calon.
“Kalau Jambi Festival City terwujud maka banyak potensi seperti fotografer, influencer, kuliner dan lain-lain akan hidup,“ katanya.
Jadi mereka yang datang ke TPS, kata Cecep, tidak lagi berdasarkan uang tapi ada motivasi untuk memberdayakan usaha mereka.
Kota Jambi adalah ibukota provinsi yang mengandalkan sektor jasa dan perdagangan dalam menopang ekonominya. Karena itu, tagline Jambi Festival City ini adalah untuk menjadikan Kota Jambi sebagai pusat industri kreatif sehingga bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jambi ini mengatakan tagline Jambi Festival City akan memberikan ruang sepenuhnya bagi pelaku ekonomi kreatif, termasuk kalangan milenial untuk mengekspresikan kreasinya sehingga menjadi nilai ekonomi. Di mana budaya lokal menjadi napasnya.
“Ekonomi kreatif melibatkan semua lini. Mulai dari fashion, kuliner, budaya, musik, olah raga. Sehingga kawan-kawan muda bisa berekspresi dan pemerintah memberikan ruang, menfasilitasi melalui Dinas Pariwisata, Dinas UMKM dan dinas terkait lainnya. Saya akan melipatgandakan anggaran untuk menfasilitasi berkembangnya ekonomi kreatif,” katanya.
Karena itu, wilayah Pasar Jambi yang saat ini mati akan dihidupkan lewat ekonomi kreatif. Menjadi pusat budaya, kuliner, pekerja seni untuk memerkan produknya kepada masyarakat. Di Pasar Jambi, ada gedung tua yang punya daya tarik secara budaya.
“Tapi untuk menghidupkan perlu intervensi pemerintah. Di sinilah peran program Jambi Festival City untuk menfasilitasinya agar Pasar Jambi tidak lagi jadi kota mati. Tapi bisa kita hidupkan. Potensinya ada, bahkan bangunan tua bisa jadi peluang ekonomi asal kita bisa memasarkannya,” katanya.
Menurutnya jika ekonomi kreatif hidup, maka ini akan sejalan dengan infrastruktur. Karena infrastruktur dibangun berdasarkan kebutuhan masyarakat. Bahkan keberadaan pelaku ekonomi kreatif akan mendulang bantuan dari pusat.
“Jambi Festival City ini akan berefek langsung ke pekerja seni, milenial dan pelaku ekonomi kreatif lainnya,” katanya.
“Saya tidak mengkritisi gagasan lain, misal Kota Jambi Bahagia. Siapa tidak mau bahagia. Misalnya Kota Jambi Lebih Baik. Siapa tidak mau Jambi lebih baik. Tapi saya akan jadikan Kota Jambi kota festival supaya Kota Jambi tumbuh sesuai dengan potensinya lewat stimulus APBD,” katanya.
Bagaimana dengan insfrastruktur, pendidikan dan kesehatan? “Ini sudah menjadi hal yang wajib. Pekerjaan wajib wali kota sudah diatur UU bagaimana porsi anggara untuk pendidikan, kesehatan termasuk infrastruktur. Tinggal kita menyesuaikan dengan kebutuhan kita. Kita gali dulu skala kebutuhan kita apa,” jawab Cecep dengan lugas.