KILAS JAMBI – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi menyelenggarakan pelatihan khusus “Verifikasi Disinformasi Isu Minoritas Jelang Pemilu” kepada puluhan jurnalis dari wilayah Jambi dan Palembang. Pelatian ini digelar di Rumah Kitor Resosrt Hotel Kota Jambi dari tanggal 16 hingga 17 Desember 2023.
Sebanyak 20 jurnalis dari wilayah Jambi dan 1 jurnalis dari wilayah Palembang turut serta dalam pelatihan yang diselenggarakan atas dukungan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Pelatihan ini diisi langsung oleh dua orang pemateri berpengalaman dibidangnya dari AJI Indonesia.
Ketua AJI Jambi Ahmad Riki Sufrian mengatakan, dalam momen tahun politik ini keberadaan jurnalis sebagai pemberi informasi bagi publik memiliki peran yang sangat penting.
“Jurnalis sangat penting untuk memberi informasi kepada publik. Melalui pelatihan ini kita dorong jurnalis untuk peningkatan kapasitas, terutama dalam menjaga kode etik pemberitaan dan melindungi kelompok minoritas di media,” kata Ahmad Riki di Jambi, Minggu (17/12/2023).
Menurut Riki, menjelang tahun-tahun politik atau pemilu 2024 ini, sering kali kelompok minoritas di Indonesia menjadi sasaran ujaran kebencian dan diskriminasi. Bahkan ironisnya ujaran kebencian sering memunculkan konflik antarkelompok.
“Media memiliki peran krusial untuk mengedukasi masyarakat melalui berita yang menghormati isu keberagaman dan minoritas serta memverifikasi hoax provokatif yang bersifat agamis, etnis, dan seksual,” ujar Riki.
Sementara itu, menurut Sekretaris AJI Jambi Gresi Plasmanto, kelompok masyarakat adat, agama minoritas, kelompok disabilitas, serta kelompok ragam gender dan seksualitas mendapatkan bahaya atau ancaman. Peran jurnalis sangat penting untuk menunjung tinggi kode etik dengan melakukan langkah verifikasi dan menghindari stigma dan diskriminasi.
“Selain pelatihan ini, AJI Jambi juga memberkan beasiswa liputan atau fellowship kepada 10 jurnalis yang terpilih nanti. Semua biaya liputan mendalam akan ditanggung oleh AJI Indonesia. Bagi peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa senilai Rp4 juta,” kata Gresi.
Peningatakan kapasitas jurnalis sangat penting dilakukan. Gresi menjelaskan, AJI sebagai organisasi profesi jurnalis perlu meningkatkan kapasitas jurnalis. Tak hanya peningatakan kapasitas, AJI juga akan memberikan beasiswa liputan dan mentoring selama liputan mendalam.
“Media-media semestinya lebih gencar memainkan peran edukasi lewat konten-konten pemberitaan yang menghormati keberagaman dan memverifikasi berbagai hoaks provokatif bernuansa agama atau keyakinan, etnis, dan seksualitas,” kata Mariyana.
Sementara itu, M Sobar Alfahri mengapresiasi pelatihan “Verifikasi Disinformasi Isu Minortas Jelang Pemilu” tersebut. Menurut dia, materi yang diajarkan sangat bermanfaat bagi jurnalis. Apalagi sekarang publik tengah menghadapi banyaknya manipulasi informasi di ruang maya, sehingga peran jurnalis sangat dibutuhkan untuk memberi informasi yang terverifikasi.
“Pelatihan ini sangat penting bagi kami sebagai jurnalis. AJI Jambi sebagai organisasi profesi telah memberikan pelatihan yang membantu dalam pekerjaan kami. Pelatihan ini sangat langka dan tidak pernah dilakukan oleh organisasi jurnalis yang lain,” kata Sobar.
Tak hanya itu dalam pelatihan ini kata Sobar, jurnalis bisa belajar bagaimana mengantisipasi misinformasi, disinformasi, dan malinformasi yang merugikan kelompok marjinal. Jangan sampai pula justru menjadi yang menyebarkan disinformasi yang membuat mereka semakin terpinggirkan.
“Kami belajar bahwa jurnalis harus membuka ruang berbagai perspektif. Termasuk dengan memberikan ruang kelompok minoritas dan marjinal untuk berbicara dan berekspresi,” kontributor CNNIndonesia.com itu.