Toleransi: Cerminan Sikap Mulia Dalam Beragama

Ajeng Shinta Rahayu

Oleh: Ajeng Shinta Rahayu*

CITA-CITA di dalam interaksi kehidupan berbangsa dan bernegara harus bisa menjadi pemberi keselamatan, senantiasa menciptakan kerukunan, kedamaian, dan bisa memberi rasa aman kepada orang lain atau disebut juga dengan toleran. Sikap toleransi sangatlah penting yaitu sebagai alat pemersatu bangsa. Tanpa adanya sikap toleransi, kehidupan ini akan memiliki perbedaan dan tidak pernah bersatu.

Indonesia adalah negara yang memiliki heterogenitas yang sudah cukup tinggi yaitu seperti keragaman suku, ras, budaya serta bahasa yang sangat beragam. Maka dibutuhkannya sikap toleransi agar saling menghormati perbedaan yang ada.

Toleransi berasal dari bahasa latin kata “tolerare” yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas yaitu sesuatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan di mana seseorang menghormati setiap tindakan yang dilakukan orang lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa arti kata toleransi bersifat toleran. Kata toleran sendiri didefinisikan sebagai bersifat atau bersikap tenggang rasa (menghargai, membolehkan) terhadap pendirian (pendapat atau keyakinan) yang berbeda atau bertentanggan dengan diri sendiri.

Toleransi atau as-samahah (bahasa Arab) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan sikap menghargai, kerja sama di antara kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik secara agama, politik dan budaya. Oleh karena itu, toleransi merupakan sikap yang bagus serta mulia yang sepenuhnya menjadi bagian dari ajaran agama-agama termasuk agama Islam.

Toleransi antar umat beragama dapat kita maknai sebagai salah satu sikap kita untuk saling dapat bersama-sama dalam masyarakat yang menganut agama lain, untuk bisa saling menghargai, menghormati serta memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) tanpa adanya paksaan.

Sikap toleransi antar umat beragama bisa kita mulai dari hidup bertetangga baik tetangga yang seiman dengan kita atau pun yang tidak seiman dengan kita. Sikap toleransi tersebut tentunya dengan cara menghargai, menolong, serta menghormati.

Bisa kita lihat contoh sikap toleransi, menghargai, dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat agama lain. Sebagai umat beragama kita harus menghormati perayaan hari besar agama lain secara proporsional dan tetap tidak boleh ikut serta dalam ibadah di tempat ibadahnya, serta menghormati hak setiap orang untuk memilih agamanya. Serta memberikan ruang bagi mereka untuk menjalankan ibadahnya sesuai ajaran agamanya masing-masing.

Faktor pertama, penyebab pendorong toleransi dalam kehidupan umat antar agama yaitu kesadaran dalam beragama. Agama mengajarkan hal-hal yang baik dan orang yang beragama akan berperilaku dengan baik sesuai dengan ajaran agamanya.

Faktor kedua, yaitu mengikuti kegiatan sosial. Dengan kegiatan sosial ini, kita diajarkan untuk saling menghargai, menghormati, serta saling tolong-menolong terhadap yang lainnya, menyebarkan sikap kasih sayang, serta memiliki kepedulian terhadap seseorang. Konsep tersebut, akan menumbuhkan sikap kerukunan antar agama serta tidak membeda-bedakan agama satu dengan agama lainnya yang sangat bersesuaian dengan semangat toleransi.

Kerukunan antar umat beragama akan terwujud apabila masing-masing dari umat beragama dapat mematuhi aturan-aturan yang telah diajarkan oleh agamanya masing-masing, serta mematuhi peraturan yang telah disahkan oleh negara, umat beragama tidak diperolehkan membuat peraturan-peraturan sendiri yang dapat menimbulkan terjadinya konflik horizontal.

Kita sebagai generasi muda yang dapat kita lakukan agar sikap toleransi makin kuat di antara umat beragama, sesuai dengan sila Pancasila yang pertama adalah bertindak sesuai ajaran agamanya masing-masing. Dengan cara seperti ini kita dapat meningkatkan keimanan kita, jika iman kita sudah kuat kita akan terbiasa melakukan hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kita juga dapat meningkatkan ketaqwaan kita dengan cara menjalankan agama secara benar, sehingga mempunyai dampak yang positif terhadap diri kita sendiri dengan orang lain.

 

*Mahasiswa Prodi AFI UIN STS Jambi

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts