KILAS JAMBI – Bagai suluh dalam kegelapan, peran pers menjadi bagian penting dalam menunjang ketercapaian efek berganda industri hulu minyak dan gas bumi (migas) bagi masyarakat.
Pers menjadi cahaya penerang, agar sumbangsih pelaku industi hulu migas dalam memajukan perekonomian tepat sasaran.
“Peran jurnalis dalam hal informasi, edukasi, maupun kontrol sosial tentunya sangat diharapkan agar keberadaan industri hulu migas betul-betul dirasakan masyarakat,” kata Herri Novealdi, Ahli Pers dari Dewan Pers untuk Provinsi Jambi. Jumat, 19 Agustus 2022.
Tentunya, kata pengurus Forum Jurnalis Migas (FJM) Jambi ini, sinergitas yang dibangun dengan memposisikan diri dalam bentuk saling mendukung dan menguatkan. Jurnalis melalui perannya diharapkan mampu mengawal pencapaian efek berganda tersebut agar tidak salah arah.
“Kita berharap jurnalis di Jambi khususnya, berperan besar dalam hal ini,” tegasnya.
Berpijak pada Kebenaran
Herri kembali menegaskan, sinergitas dengan stakeholder di industri hulu migas harus melahirkan pers yang berkualitas. Sehingga pemberitaan yang dibuat bukan hanya informatif, tapi juga mengedukasi publik.
Pers berkualitas, lanjut Herri, harus berpijak pada kebenaran, mempedomani Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang tertuang dalam UU Pers Nomor 40 Tahun 1999. Selan itu, cara penulisan berita yang baik dan benar, serta mudah dipahami publik juga harus menjadi perhatian.
“Pers corong terdepan melawan berita bohong, jangan sampai berita-berita tentang aktivitas hulu migas malah menyesatkan,” kata Dosen Jurnalistik UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ini.
Tak bisa dipungkiri, keterlibatan pers dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di-support Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (SKK Migas-KKKS), berdampak pada peningkatan taraf perekonomian masyarakat yang terlibat.
Hidroponik Barokah jadi Primadona
Hal ini yang turut dirasakan kelompok hidroponik Barokah binaan Pertamina EP Asset 1 Jambi Field (PEP Jambi), berkat sinergitas pers dengan SKK Migas-KKKS. Greenhouse ini menjadi primadona warga Kota Jambi dalam mencari pangan sehat, tempat ini juga menjadi tujuan ekowisata di akhir pekan.
Untuk diketahui, inisiasi pembentukan kelompok hidroponik di Kenali Asam Atas, Kota Baru, Kota Jambi ini dimulai akhir tahun 2019 lalu. Program pengembangan tanaman sayur-mayur organik baru berjalan di tahun 2020. Pemilihan bidang tanaman hidroponik didasari oleh mayoritas warga Kenali Asam Atas yang merupakan petani.
Hasilkan Sayuran tanpa Pestisida
Neti, 49 tahun, salah satu warga yang terlibat dalam pengelolaan kelompok hidroponik Barokah. Neti pagi itu sedang berada di dalam greenhouse, yakni rumah bagi tanaman hidroponik. Bersama tiga rekannya sesama perempuan, Neti membersihkan tanaman dari dedaunan kering dan meletakkan benih sayuran yang siap tumbuh.
“Kami juga menata tanaman, serta memastikan sayuran di sana bebas dari hama,” kata Neti, Jumat, 19 Agustus 2022.
Rumah hidroponik yang berada di Gerai Energi komplek PEP Jambi di Kelurahan Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi itu, dihuni 13 jenis sayuran; mulai dari Kangkung, Sawi, Funjen, Bayam Brazil, Kale, dan lainnya. Tanaman ini dibudidayakan dengan cara hidroponik, tanpa menggunakan media tanah. Air selalu mengalir ke akar tanaman itu sehingga sayuran-sayuran yang tumbuh selalu segar.
Hidroponik itulah yang dirawat Neti dan rekannya. Saat ini kelompok hidroponik Barokah memiliki 8 anggota yang merupakan warga Kenali Asam Atas, semuanya perempuan.
Greenhouse yang dikelola Hidroponik Barokah memiliki luasnya sekitar 20×11 meter dengan 5.000 lubang tanam, sehingga digadang-gadang sebagai greenhouse yang terluas di Kota Jambi.
Kehigienisan Terjaga
Kegiatan bercocok tanam hidroponik Barokah, dimulai dengan penyemaian bibit sayuran di rockwool, yakni media tanam yang dapat menyerap air sekaligus udara lebih banyak dari tanah. Bibit yang telah tersemai diletakkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari.
“Setelah 3 hari dan mulai tumbuh, baru dikeluarkan. Dipindahkan ke sini (greenhouse), dan masih terletak di rockwool. Hanya bibit sayur bayam yang harus diendap selama lima hari,” kata Linda, 52 tahun, Ketua Kelompok Hidroponik Barokah.
Ketika sudah cukup besar, tanaman akan diletakkan di dalam lubang hidroponik. Penghuni greenhouse itu langsung menerima aliran air yang bernutrisi.
Tanaman yang hidup di sana, ada kalanya terancam hama seperti kutu dan ulat. Untuk mencegah tanaman diserang hama, anggota hidroponik Barokah tidak menggunakan pestisida, tetapi mereka menggunakan semprotan cairan alami yang diracik sendiri.
“Kita bikin cairan nabati, yakni dari daun pepaya. Ini untuk mencegah adanya hama, seperti kutu dan ulat,” kata Linda.
“Ini dilakukan sebulan sekali, tergantung kondisi daun. Jika sudah terlihat ada gejala pada daun, langsung disemprot,” tambah Nadira, anggota kelompok hidroponik Barokah lainnya.
Ketika berusia berkisar satu bulan, sebagian sayuran yang sehat dan tanpa pestisida siap dipanen. Sayuran itu akan dikemas dengan plastik yang tertutup rapat, sehingga kehigienisannya terjaga.
Aneka sayuran sehat itu dijual dengan harga bervariasi, seperti kangkung Rp3.000 per 100 gram, pakcoy Rp3.500 per 100 gram, sawi manis Rp4.000 per 100 gram, bayam merah Rp3.000 per 100 gram, serta kale Rp10.000 per 100 gram.
Dukung Ketahanan Pangan dan Ekonomi Keluarga
Linda mengatakan kegiatan bercocok tanam ini mendukung ketersediaan pangan yang sehat. Dampak ketahanan pangan ini tentu dirasakan para pembelinya yang ingin terhindar dari stunting atau gizi buruk.
“Jadi, mencegah kita dari stunting. Sayuran ini kadang kami olah sebagai nuget dan keripik bayam, agar anak kami mau,” ujar Linda.
Tidak hanya itu, hidroponik ini juga membantu perekonomian anggotanya. Hal inilah yang dirasakan Nita yang suaminya bekerja serabutan.
“Bisa bantu suami saya menambah keuangan keluarga untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kadang bawak sayuran dari sini,” kata Nita.
Linda mengatakan, pembeli sayuran produksi hidroponik Barokah, berasal dari berbagai daerah. Pemasaran didukung dengan sistem online. Hasil yang didapatkan dibagi ke setiap anggota.
PEP Jambi Terus Terlibat
Walau PEP Jambi tidak mengambil keuntungan dari hasil penjualan ini, PEP Jambi terus terlibat dalam pengembangan hidroponik Barokah. BUMN penghasil minyak dan gas bumi itu terus menyediakan bibit selama lima tahun.
Selain itu, PEP Jambi juga menyiapkan fasilitas panel surya. Ketika aliran listrik di sana padam, panel surya dapat digunakan agar air terus mengalir menjaga tanaman tetap segar.
“Ada tenaga surya yang baru dibeli. Kalau listrik padam, otomatis tenaga surya aktif untuk menyalakan pompa air,” kata Linda.
Corong Informasi SKK Migas
Manfaat sinergitas pers dengan SKK Migas-KKKS yang dirasakan kelompok hidroponik Barokah turut diakui oleh Andi Arie Pangeran, Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagsel. Ia mengatakan SKK migas dan KKKS telah menjalin hubungan yang sangat baik dengan insan pers di daerah.
Pihaknya merasa sangat terbantu atas peran rekan-rekan jurnalis di daerah yang telah menjadi mitra, sekaligus berperan penting menjadi corong informasi bagi SKK Migas untuk menyampaikan informasi-informasi kegiatan hulu migas kepada masyarakat, terutama dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.
“Khususnya terkait efek berganda hulu migas di wilayah operasional kami,” kata Andi dalam keterangan tertulisnya kepada kilasjambi.
“Sinergitas ini terus kami lakukan dengan menyelenggarakan kegiatan bersama,” tambahnya.
Bentuk sinergitas lain dengan pers, SKK Migas-KKKS memberikan pembekalan dan peningkatan kapasitas kejurnalistikan kepada rekan-rekan jurnalis.
“Kami yakin dan percaya bahwa rekan-rekan jurnalis memiliki pemahaman yang sama dengan kami, bahwa memberikan informasi yang benar kepada masyarakat merupakan sebuah keharusan,” kata Andi.
Gubernur Apresiasi Kontribusi SKK Migas
Kontribusi SKK Migas-KKKS dalam upaya menggerakkan perekonomian masyarakat mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Jambi, Al Haris. Hal tersebut disampaikan Al Haris pada Pra Forum Kapasitas Nasional 2022 Wilayah Sumbagsel, yang berlangsung di Novotel Palembang Sumatera Selatan, awal Juli lalu.
“SKK Migas memiliki visi yang sangat baik sekali terutama dalam membantu pemerintah untuk mengangkat dan meningkatkan UMKM dengan melakukan pembinaan. Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo terkait dengan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) yang lebih memprioritaskan pada produk produk unggulan lokal,” kata Haris.
Al Haris menuturkan, potensi pemberdayaan masyarakat di Provinsi Jambi sangat tinggi sekali, di mana Pemerintah Provinsi Jambi turut mendorong pemberdayaan masyarakat bekerja sama dengan SKK Migas dan perusahaan lainnya dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kita turut mendorong pemberdayaan masyarakat dengan memberikan edukasi guna mengembangkan UMKM yang ada di Provinsi Jambi,” kata mantan Bupati Merangin dua periode tersebut.
Pengembangan UMKM dan pemberdayaan masyarakat, kata Haris, sangat terbuka dilakukan di daerah penghasil Migas. Seperti di Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi.
Al Haris mengungkapkan, SKK Migas di Provinsi Jambi telah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan UMKM, yaitu mengadakaan pembinaan pada bidang usaha kopi, pangan, batik dan makanan ringan.
Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Lebih lanjut, Al Haris menyampaikan Provinsi Jambi melaksanakan kerjasama Participating Interest (PI 10%) dengan SKK Migas, atas dasar hukum Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral nomor 37 Tahun 2016 tentang ketentuan penawaran Participating Interest (PI 10%) pada wilayah kerja minyak dan gas bumi.
“Provinsi Jambi memiliki potensi kekayaan energi yang cukup besar, salah satunya adalah potensi sumber energi fosil seperti minyak bumi, gas bumi. Selain itu juga memiliki potensi energi baru terbarukan seperti tenaga surya, bioenergi dan panas bumi yang cukup besar dan menjadi sumber energi untuk pemenuhan kebutuhan energi di Provinsi Jambi,” kata Al Haris.
Al Haris mengharapkan dengan kolaborasi dan sinergitas antara Pemerintah Provinsi Jambi bersama SKK Migas yang telah terjalin baik selama ini dapat mendukung percepatan pembangunan di Provinsi Jambi, khususnya dalam upaya meningkatkan perekonomian dengan memberdayakan masyarakat, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jambi.
Peningkatan Kapasitas bagi Masyarakat
Dari rilis yang disampaikan SKK Migas ke FJM Jambi, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Rudi Satwiko, menegaskan SKK Migas senantiasa melakukan program pengembangan masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas dan pendampingan usaha untuk meningkatkan daya saing, berdasarkan potensi dan karakteristik yang dimiliki daerah tertentu.
“SKK Migas terus berkomitmen agar kehadiran di sektor hulu migas nasional terus meningkatkan nilai tambah bagi daerah. Industri hulu migas dapat menggerakkan sektor industri lain, baik UMKM maupun koperasi dan menciptakan nilai tambah dan penerimaan negara yang lebih besar,” tegas Rudi.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peran industri penunjang nasional dalam kancah sektor hulu minyak dan gas, beberapa waktu lalu, SKK Migas dan KKKS kembali memfasilitasi pertemuan para pemangku kepentingan (stakeholder) industri hulu migas di area operasi Sumbagsel.
Pertemuan ini merupakan bagian dari Pra Kegiatan Forum Kapasitas Nasional 2022 yang diselenggarakan di lima kota, yaitu Surabaya, Batam, Sorong, Balikpapan dan Palembang, yang masing-masing mewakili area operasi Jawa, Bali, Nusa Tenggara (Jabanusa); Sumatra Bagian Utara (Sumbagut); Papua dan Maluku (Pamalu), Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) dan Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel).
Ciptakan Lapangan Kerja
Sementara itu, Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagsel, Anggono Mahendrawan mengatakan, SKK Migas dan KKKS terus mencari peluang-peluang pelatihan dan pembinaan agar semakin banyak lapangan kerja yang tercipta.
Dilanjutkannya, SKK Migas dan KKKS juga terus berupaya menciptakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM, memfasilitasi lahirnya tenaga kerja yang handal, pengusaha baru, yang dapat memfasilitasi pertumbuhan dunia usaha dan dunia industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kapabilitas daerah.
Dalam melakukan hal tersebut, SKK Migas dan KKKS sangat memperhatikan kearifan lokal dan keunikan yang ada di masing-masing daerah. Programnya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing, yang sejalan pula dengan RJPMD yang ada di setiap daerah.
“Di Sumbagsel penitikberatannya pada pengelolaan komoditas pertanian, tanpa meninggalkan pilar-pilar lainnya seperti kesehatan, peternakan, ketenagakerjaan. Kami memimpikan lahirnya lapangan-lapangan pekerjaan yang baru dari adanya kemitraan antara lokal dengan KKKS,” katanya.
Program nyata yang dilakukan SKK Migas dan KKKS di Sumbagsel, menurut Anggono, antara lain adalah dengan pembinaan yang dilakukan KKKS Medco terhadap petani karet di 15 desa yang berada di Sumsel untuk mengelola kebun karet secara organik. Pembenahan dilakukan dari hulu hingga hilir. Selain itu juga ada program pembinaan kopi, di wilayah Sumatera Selatan industri hulu migas berhasil membesarkan kopi selangit melalui KKKS Pertamina Hulu Rokan Zona 4.
“Sebagaimana di wilayah Jambi juga berhasil mengembangkan varian kopi liberika melalui KKKS PetroChina Jabung Ltd, yang nyatanya juga berhasil dikembangkan menjadi wilayah ekowisata,” kata Anggono.
KKKS wilayah Sumbagsel menunjukkan keberhasilan program pendampingannya melalui pameran UMKM yang juga dikunjungi oleh seluruh peserta forum kapasitas nasional, pendampingan UMKM ini diyakini turut melahirkan SDM unggul yang dapat menjalankan program program unggulan yang dapat menjadi pengerak roda perekonomian di wilayah tersebut, serta dapat pula menjadi mitra penunjang bagi industri hulu migas di daerah. (riki/sobar)