Jambi, kilasjambi.com – Meski terjadi Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga usai, namun tidak menyurutkan optimistis Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mendukung visi untuk mencapai produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030.
“Kita tetap otimis dalam mendukung capaian target produksi 1 juta BOPD Minyak dan 12 BSCFD Gas pada tahun 2030,” papar Kepala Departemen Humas SKK Migas Sumbagsel, Andi Arie Pangeran.
Menurutnya, optimistis tersebut didukung semangat semua KKKS di bawah koordinasi SKK Migas Sumbagsel.
“Kita memiliki strategi untuk terus meningkatkan produksi di tengah pandemi saat ini. Kita melihat bagaimana SKK Migas mencapai target yang ditetapkan pemerintah di tahun 2030 melalui kegiatan yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir atau fokus di tahun ini,” bebernya.
Dikatakannya, SKK Migas membutuhkan bantuan dari local partner atau stakeholder sehingga bisa memenuhi kerangka-kerangka yang sudah ditetapkan pemerintah untuk SKK Migas dan KKKS di wilayah Sumbagsel khususnya Jambi untuk mencapai target produksi yang sudah ditetapkan.
“Tentunya kalau kita mengandalkan produksi yang sekarang, produksi akan dicleaning, tapi kalau kita menghajar dengan eksplorasi, tentunya akan menemukan cadangan-cadangan baru sehingga nanti diharapkan ada temuan cadangan besar yang bisa membantu pemerintah melakukan pemunuhan energi untuk ketahanan energi nasional,” tandas pria yang akrab disapa Aap ini.
Sementara itu, Arif Hari Suseno, Field Manager Jabung PetroChina International Jabung Ltd mengatakan PetroChina sangat mendukung target pemerintah untuk mencapai produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030 melalui upaya-upaya di bidang eksplorasi, produksi, dan lainnya.
Dikatakannya, pada Agustus 2021, SKK Migas meresmikan proyek West Betara (WB) Non-Associated gas (NAG) Compression and Condensate Pumping System di Blok Jabung. Selain berdampak positif dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan produksi gas di Blok Jabung, keberhasilan proyek ini juga mendukung produksi gas nasional.
Selain itu, kata Arif, dengan menerapkan teknologi Gas Lift Pack Off (GLPO), PetroChina juga berhasil mengaktifkan kembali sumur Marmo-1 dan sumur-sumur lainnya. Keberhasilan ini memberikan dampak yang baik pastinya pada kontribusi peningkatan produksi PCJL dan nasional.
“Melalui penerapan berbagai teknologi yang ada di wilayah kerja serta kapasitas sumber daya manusia yang optimal, PetroChina siap mendukung target pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional,” ujarnya.
Ke depan, kata Arif, Petrochina akan berkomitmen penuh dalam pengembangan lapangan-lapangan yang belum dikembangkan dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dan gas.
Arif mengatakan pencapaian target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030 diharapkan dapat mendukung ketahanan energi nasional Indonesia. PetroChina mendukung penuh upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan ketahanan energi nasional tersebut.
Di saat pandemi Covid-19, PetroChina telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan tingkat produksi. Melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat di wilayah kerja perusahaan serta penyesuaian jadwal rotasi dan jumlah pekerja lapangan, PetroChina dapat tetap mempertahankan kelancaran operasi harian di wilayah operasi.
“Hal ini tentunya dapat berjalan dengan dukungan penuh dari seluruh pekerja PetroChina serta berbagai mitra perusahaan,” tandasnya.
Hermansyah, Jambi Field Manager Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zona 1 mengatakan salah satu upaya untuk memperoleh cadangan migas baru adalah melalui kegiatan ekplorasi. Kegiatan eksplorasi adalah tahap awal dari seluruh rangkaian kegiatan hulu migas dimana secara umum, aktivitas eksplorasi meliputi studi geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi.
Dalam upaya menuju visi 1 Juta BOPD minyak dan 12 miliar kaki kubik gas di tahun 2030, Pertamina Hulu Rokan Regional 1 terus melakukan eksplorasi migas, salah satunya di Field Jambi melalui pemboran eksplorasi Sumur SGET-A yang rencananya pemboran sumur tersebut akan dilaksanakan di akhir tahun 2021 yang diharapkan dapat menambah cadangan migas baru di PHR Zona 1 Field Jambi pada khususnya dan Pertamina pada umumnya.
“Selain kegiatan eksplorasi, PHR Zona 1 Field Jambi terus berupaya meningkatkan produksi minyak melalui beberapa kegiatan, di antaranya pemboran eksploitasi, workover, dan well service (perawatan sumur),” ujarnya.
Di tahun 2021, kata Hermansyah, telah dilakukan pemboran sumur TPN-219 (Produksi awal 430 bopd), PPS-04 (produksi awal 250 bopd) serta workover sumur SKB-01 (produksi awal 200 bopd) dan tentunya upaya mempertahankan decline produksi eksisting melalui kegiatan perawatan sumur.
“Rencana Kerja Sumur berupa pemboran, workover, well intervention dan well service akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” tegasnya.
Jika target di tahun 2030 tercapat, kata Hermansyah, banyak keuntungan yang bisa didapat. Bagi pemerintah, bisa meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan impor minyak dan menghemat cadangan devisa.
“Bagi masyarakat, terjaminnya ketersediaan bahan bakar minyak dan harga BBM lebih murah,” ujarnya.
Di masa pandemi Covid-19, PHR menjaga dan melindungi pekerja dari paparan Covid-19 melalui pengaturan kerja WFO-WFH, penambahan kontrol masuk sesuai persyaratan medis, meningkatkan imunitas pekerja, mitra, dan keluarga melalui vaksinasi, seminar kesehatan, pembagian obat dan vitamin. Lainnya, adaptif terhadap kondisi pandemi melalui pemanfaatan teknologi (virtual meeting), medic clearance protocol.
“Melaksanakan dan memonitor Rencana Kerja RKAP dan WP&B dengan sinergi dan koordinasi intens antara SKK Migas dan KKKS serta menjaga kehandalan fasilitas produksi sehingga tercapai operation excellence di Field Jambi,” tandasnya.
Agustiar Hamdani, Formalities & PR Jindi South Jambi B Co., Ltd mengatakan upaya yang mereka lakukan menuju visi 1 juta BOPD minyak dan 12 miliar kaki kubik gas tahun 2030 yakni berhasil melakukan reaktivasi Gas Plant yang berada di Teluk Rendah. Lainnya, terus melakukan kegiatan eksplorasi berupa pencarian potensi Migas dengan melakukan pengeboran sumur-sumur eksplorasi serta melakukan studi G&G, melakukan berbagai upaya peningkatan produksi terhadap sumur-sumur existing.
“Membangun infrastruktur Jalur Pipa Gas baru yang menghubungkan sumur-sumur produksi ke Gas Plant untuk mengalirkan gas pada sumur tersebut dan pengembangan kegiatan eksplorasi ke daerah lainnya di dalam wilayah kerja KKKS,” ujar Agus.
Jika target tersebut tercapai, kata Agus, maka kebergantungan sektor energi terhadap pihak lain menjadi semakin kecil, pendapatan Negara dan Daerah akan semakin bertambah, dan industri ini bisa semakin bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sejauh ini strategi yang dilakukan mempertahankan produksi di tengah pandemi Covid-19 di antaranya eksplorasi dan produksi tetap berjalan dengan menerapkan prokes yang ketat sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Hal yang tidak jauh berbeda dilakukan Repsol Sakakemang BV. Saat ini, Repsol sedang dalam tahap mengembangkan lapangan Sakakemang dengan target memproduksikan gas pada tahun 2024. Repsol juga sedang melakukan seismik di Wilayah Kerja South East Jambi untuk menelaah potensi migas di area tersebut.
Dengan tercapainya target produksi 1 juta barel, maka kemandirian energi bagi bangsa Indonesia dengan tersedianya sumber energi yang dihasilkan di dalam negeri untuk menunjang kegiatan perekenomian dan pembangunan bangsa.
Strategi yang dilakukan SKK Migas dan KKKS tetap bekerja sama untuk mengoptimalkan dan menahan laju penurunan produksi di lapangan yang sudah ada, serta tetap berinvestasi secara hati-hati dengan melaksanakan eksplorasi di wilayah migas potensial.
Public Relation & Government Relation MOTL, Dewi Ratna Ningrum, menyampaikan, Eksplorasi yang agresif menuju visi 1 juta BOPD minyak dan 12 miliar kaki kubik gas tahun 2030, MOTL merencanakan akan melakukan pengeboran sumur dan pengembangan sebanyak 2 Sumur di Lapangan Mangupeh dan 2 Sumur di Lapangan Pematang Lantih.
“Program ini akan dilaksanakan di tahun 2021 untuk 1 Sumur, dan di tahun 2022 untuk 3 sumur. MOTL juga tetap melakukan Perawatan pada sumur-sumur lama, dengan melakukan pekerjaan service pada tiap sumur untuk mempertahan kan produksi di lapangan MGH yang telah beroperasi selama kurang lebih 17 tahun,” jelas Dewi. (fjmjambi)