KILASJAMBI– Di antara lalu lalang kendaraan, tepatnya di depan kampus Universitas Jambi, gerobak putih bertuliskan “es pisang ijo” itu mangkal di pinggir jalan lintas Mendalo, Jambi.
Gerobak itu adalah milik pedagang kaki lima (PKL) bernama Yasir. Pemuda yang mengenakan kaus putih itu tampak menjajakan dagangannya.
Meski hari sudah siang, aneka bahan komposisi pisang ijo masih terisi penuh di wadahnya.
“Sejak corona ini jualan sepi,” ujar Yasir Ketika ditemui kilasjambi.com, Kamis (24/9/2020).
Sepinya pembeli itu imbas dari pandemi Covid-19. Itu diketahui sejak perkuliahan dilaksanakan daring dari rumah. Karena sebagian besar langganannya ditopang dari kalangan mahasiswa.
“Pendapatan saya berkurang 30 persen perhari, kalau sebelum pandemi laris,” kata dia.
Pedagang kaki lima lainnya yang mangkal di depan kampus Unja Mendalo itu juga merasakan nasib yang sama dengan Yasir. Salah satunya pedagang Es doger yang diberi merek “354”.
Hendra, seorang penjual Es Doger itu mengaku pendapatannya terjun bebas. Biasanya dalam sehari ia bisa mengantongi pundi-pundi rupiah mencapai Rp400 ribu dair hasil jualannya.
Namun kini sejak pagebluk mewabah, telah merusak pendapatannya. Saat pandemi ini pendapatanya berkurang separuh.
“Meski pendapatan berkurang, tapi masih bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Hendra.
Penulis: Tarmizi Ahmad Yani
Editor: Gresi Plasmanto