AJI Jambi-PPATK Gelar Diskusi dan Sharing Informasi

KILAS JAMBI – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi bersama Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menggelar diskusi dan sharing informasi soal laporan transaksi keuangan mencurigakan. Kegiatan diskusi ini digelar di Sekretariat AJI Jambi, Kamis (22/8).

Dalam diskusi tersebut dihadiri langsung Deputi Bidang Pencegahan PPATK Muhammad Sigit dan Kepala Kehumasan PPATK M Natsir Kongah.

Diskusi hangat dan santai ini, tak hanya hanya diikuti jurnalis anggota AJI Jambi. Tetapi juga diikuti oleh sejumlah mahasiswa di organisasi pers yang ada di Jambi.

Dalam kesempatan itu, Deputi Pencegahan PPATK Muhammad Sigit mengatakan, jurnalis yang tergabung dalam AJI mempunyai peranan penting dalam pencegahan “follow the money”. Di samping itu jurnalis juga harus memiliki sikap kritis.

“Upaya preventif jauh lebih baik kita lakukan melalui pendekatan sosialisasi supaya orang paham. Dan jurnalis memiliki kekuatan itu,” katanya.

Diskusi ini digelar dengan cara santai. Meskipun baru bertemu dengan anggota AJI suasana akrab terus berlangsung selama diskusi. Namun demikian diskusi tetap pada substansinya.

M Sigit pada kesempatan ini juga menyampaikan, perkembangan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) dan indikasi potensi TPPU, TPPT di Provinsi Jambi.

Suang Sitanggang dari Divisi Advokasi AJI Jambi dalam kesempatan ini juga menjelaskan agenda yang akan dibuat AJI. Salah satunya Festival Media yang akan digelar November 2019.

AJI Jambi tahun ini kata Suang, ditunjuk sebagai tuan rumah Fesmed. Dalam event tahunan ini nantinya akan banyak kegiatan seperti workshop, talkshow terkait jurnalis dan perkembangan saat ini.

Festival Media dengan tema besar “Literasi di Era Disrupsi” ini merupakan salah satu momen di mana jurnalis, media dan publik bertemu melalui rangkaian kegiatan, mulai dari pameran, pelatihan hingga talkshow.

Sementara itu, Ketua Kelompok Hubungan Masyarakat PPATK M Natsir Kongah mengatakan, sudah lama mengetahui kiprah AJI dalam perkembangan pers di Indonesia. Ia juga mengaku sudah lama dekat dengan AJI yang sangat konsen terhadap profesionalisme jurnalis.

M Natsir Kongah sebelum era reformasi pernah menjadi jurnalis di Majalah Editor. Majalah ini pernah dibredel oleh pemerintah rezim orde baru sehingga pada masa itu aktivitas AJI konsen menyuarakan penolakan atas pembredelan itu.

“Saya sudah lama dekat dengan AJI. Saya dulu pernah di Majalah Editor yang dibredel, jadi sudah lama juga kenal dengan AJI,” demikian kata Natsir. (kilasjambi.com)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts