KILAS JAMBI – Indonesian Youth Council fot Tactical Changes (IYCTC) bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (BEM FKIK) Universitas Jambi. Jumat, 12 Juli 2024, mengadakan kelas sekolah kebangsaan Tular Nalar 3.0.
Pelatihan literasi digital ini diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama Love Frankie dan didukung oleh Google.org. Acara ini bertempat di Gedung Graha IKA Universitas Jambi dan dihadiri oleh sekitar 100 remaja Jambi berusia 18-24 tahun.
Tular Nalar merupakan program pembelajaran yang bertujuan untuk membantu masyarakat mengenali hoax melalui literasi media dan pemikiran kritis. Kini telah berkembang menjadi Tular Nalar 3.0, dengan fokus menjangkau anak muda calon pemilih pemula atau yang dikenal dengan “First Time Voters” dalam 500 kelas yang tersebar di 38 provinsi, termasuk di Kota Jambi tahun ini. Program ini berlangsung sebelum pemilu, baik Pemilihan Presiden pada Februari 2024 maupun Pilkada pada November 2024.
Ni Made Shellasih, Program Manager IYCTC, menyatakan bahwa tahun ini IYCTC berkesempatan menjadi salah satu kolaborator Mafindo dalam pelaksanaan Tular Nalar 3.0.
“Sebagai organisasi yang mewadahi koalisi orang muda, sekolah kebangsaan ini sangat sesuai dengan visi dan misi kami, untuk melibatkan kaum muda secara inklusif dan bermakna, serta mengajak mereka memahami cara berpikir kritis sebagai pemilih pemula, khususnya menjelang Pilkada 2024,” ungkap Ni Made.
Sebelumnya, IYCTC telah menghadapi hoax kesehatan yang mematikan, termasuk di antaranya adalah hoaks soal rokok. Kami menggunakan best practice dalam mengantisipasi hoaks tersebut melalui penyampaian mitos dan fakta yang kami bagikan baik di laman website pilihantanpabeban.id maupun sosial media kami, agar masyarakat tahu kebenaran bahaya merokok demi melindungi sekitar (save our surroundings) kini dan nanti. Maka, acara ini melibatkan ISMKMI dan BEM FKIK Universitas Jambi, memberikan kesempatan bagi anggota IYCTC untuk mengembangkan kapasitas dalam memahami dan menyebarkan informasi terkait pemeriksaan fakta dan menghadapi tantangan digital, serta berkomitmen menjadi pemilih cerdas.
“Hari ini, kami mengundang orang muda di Jambi, khususnya disasar kepada siswa/i dan mahasiswa/i yang akan menjadi pemilih pemula di tahun ini. Kegiatan ini sangat bermanfaat karena selain memperluas jaringan, kami sebagai orang muda juga mendapat kesempatan untuk berbagi ilmu setelah mendapatkan pelatihan langsung sebagai fasilitator oleh mafindo sebelumnya,” jelas Putri Nurul Aqla Pagan, Wakil Sekretaris Jenderal ISMKMI.
Putri juga menambahkan bahwa dari Sekolah Kebangsaan Tular Nalar ini, baik peserta maupun fasilitator mampu memahami dasar-dasar advokasi anti hoaks, cara mengindentifikasi hoaks, memahami jenis-jenis disinformasi/misinformasi, mengetahui cara melakukan pengecekan fakta melalui berbagai alat dan komitmen untuk melakukan edukasi atau literasi anti hoaks.
Rachel Natasha (Kepala Departemen Eksternal BEM FKIK Universitas Jambi), yang juga menjadi salah satu pelaksana kegiatan turut memberikan penjelasan lengkap terkait teknis kegiatan.
“Kami mengumpulkan peserta dalam ruangan aula yang cukup besar dan nyaman untuk mengikuti kelas. Sebagai fasilitator, kami tentunya telah mendapat pelatihan dan modul materi pelatihan, yang selanjutnya disampaikan kepada peserta. Peserta dibagi dalam 10 kelompok yang didampingi fasilitator, menggunakan metode interaktif agar materi lebih mudah diserap. Kami juga melakukan pre dan post test untuk mengukur peningkatan pengetahuan mereka,” ujar Rachel.
“Kita hidup di era digital. Di tahun politik menuju Pilkada 2024 ini, banyak hoaks dan misinformasi yang tersebar. Harapannya, melalui Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 ini, peserta dapat memperkuat kerangka berpikir kritis mereka dalam menerima informasi, sehingga bisa melawan misinformasi. Kegiatan ini tidak berhenti di sini, kami akan terus mendampingi peserta selama beberapa bulan ke depan untuk memastikan mereka tetap menjadi agen penyebar literasi digital,” tutup Ni Made Shellasih.