Setibanya di Tanah Air, Jemaah Haji Jambi Suku Bugis Kenakan Baju Adat

Jemaah haji asal Jambi mengenakan baju adat Bugis setibanya di tanah air, foto: ist

sekitarjambi.com – Pada kedatangan rombongan jemaah haji KLOTER BTH 18 Provinsi Jambi di Asrama Haji Embarkasi Haji Antara (EHA) Jambi pada Selasa (18/7/2023), terpantau ada yang unik. Dimana sejumlah jemaah mengenakan pakaian berbeda dibandingkan jemaah lainnya.

Turun dari bus yang memobilisasi jemaah dari Bandara Sultan Thaha Jambi, sejumlah jemaah laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian ikonik. Pakaian ikonik yang dikenakan, kerap disebut Baju Kebangsaan.

Baju Kebangsaan tersebut diketahui telah disiapkan jemaah sejak di Arab Saudi, dikenakan saat mendarat di Bandara Internasional Hang Nadim Batam. Baju Kebangsaan ini sendiri dikenakan oleh jemaah haji Jambi yang bersuku Bugis.

Diketahui, pengenaan pakaian unik saat kepulangan ke Tanah Air ini adalah tradisi turun-menurun dan menjadi kebanggaan serta sebagai penanda bagi seseorang ketika pulang dari Tanah Suci.

Jemaah haji KLOTER BTH 18 bernama Syarifuddin Mannahabe Bage menuturkan bahwa Baju Kebangsaan yang ia pakai merupakan simbol semangat usai melaksanakan ibadah haji.

“Kalau datang dari Tanah Suci harus kayak gini, kalau nggak kayak gini nggak semangat. Cuma suku bugis yang bisa kayak gini, suku lain nggak ada,” ujarnya.

Senada dengan Abdul Latif Tanjeng yang turut merupakan jemaah haji KLOTER BTH 18, mengatakan bahwa dirinya merupakan warga Kota Jambi yang sebelumnya berprofesi sebagai petani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan berasal dari Makassar. Ia mengatakan alasan mengenakan Baju Kebangsaan sebagai tradisi dan ciri khas tersendiri bagi jemaah haji suku Bugis yang pulang dari Tanah Suci.

“Ini saya suku Bugis, tentunya pakai baju adat supaya ada ciri-cirinya lah,” terangnya.

Keunikan dari Baju Kebangsaan jemaah suku Bugis bukan hanya warna mencolok pada kerudung yang dikenakan jemaah perempuan, namun ornamen pakaian dan perhiasan yang dipakai turut menjadi perhatian.

Tidak hanya jemaah perempuan, penampilan jemaah laki-laki turut menjadi perhatian. Layaknya orang Arab Saudi dengan pemakaian sorban, penampilan jemaah haji laki-laki juga turut didukung dengan jubah berwarna putih maupun hitam.

Tidak serta merta dibawa dari daerah masing-masing di Provinsi Jambi untuk dibawa ke Tanah Suci, melainkan Baju Kebangsaan maupun ornamen ikonik tersebut dibeli jemaah saat berada di Tanah Suci, baik Mekkah maupun Madinah.

Indok Essek Paturui yang merupakan jemaah haji KLOTER BTH 18 menuturkan bahwa untuk memakai baju tradisi ini, pihaknya telah mempersiapkan dari sebelum keberangkatan. Untuk baju ia bawa dari Tanah Air, namun untuk perlengkapan lain seperti kerudung ia beli di Tanah Suci.

“Belinya disana (Tanah Suci) harga Rp 1,5 juta. Kalau baju memang mahal disana jadi bawa dari sini kalau tudung baru beli disana,” ujar jemaah perempuan KLOTER BTH 18, Indo Essek Paturui, sembari memperlihatkan baju dan kerudung yang ia kenakan.

Ketua Tim Humas, Data dan Informasi KANWIL Kementerian Agama Provinsi Jambi, H. Paspihani, mengatakan bahwa di KLOTER BTH 18 ini memang terdapat hal unik, dimana jemaah haji Jambi bersuku Bugis mengenakan pakaian yang berbeda dengan jemaah lain. Hal ini dikatakannya sebagai tradisi Mappatoppo.

“Mappatoppo ini semacam wisuda haji bagi masyarakat Bugis, dimana seorang jemaah yang telah melaksanakan rangkaian ibadah haji diwisuda. Artinya mempertegas bahwa seseorang yang khusus masyarakat Bugis yang sudah melaksanakan ibadah haji itu diwisuda haji,” ujarnya.

H. Paspihani menyebutkan, tradisi Mappatoppo sudah menjadi tradisi yang terus dilakukan setiap tahun pada musim haji. Ia menilai selain keunikan, tradisi Mappatoppo sebagai bentuk upaya melestarikan budaya dari nenek moyang.

“Untuk penggunaan pakaian suku Bugis itu tidak masalah, karena kan tradisi yang mereka teruskan ketika seseorang yang sudah melaksanakan ibadah haji,” lanjutnya.

Terpantau sejumlah jemaah KLOTER BTH 18 terutama yang berasal dari Kota Jambi dan suku bugis telah mengenakan Baju Kebangsaan sejak tiba di Bandara Internasional Hang Nadim Batam. Mereka menyiapkan Baju Kebangsaan sejak dari Jeddah, disimpan dalam tas koper jinjing. Ini dilakukan, agar ketika tiba di Tanah Air, para jemaah dengan mudah mengambil pakaian tersebut untuk dikenakan. (Iz/Mk)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts