KILAS JAMBI – Bunga kini menjadi buah bibir dan menjadi tren, terutama saat pandemi. Bagi mereka, menanam bunga tak hanya sekadar memenuhi unsur estetika, namun juga sebagai pengobat perasaan.
Kondisi ini menjadi kesempatan sebagian orang untuk membuka lahan bisnis. Salah satunya Namira Putri Aninda, mahasiswi Universitas Jambi (Unja).
Di tengah tren demam bunga itu dimanfaatkan Namira untuk berjualan bunga. Ia mulai menjualnya sejak awal Agustus 2020 secara offline dan online.
Namira mengaku awalnya hanya sekadar suka mengoleksi bunga. Namun, karena ia memiliki jiwa dalam berbisnis tentu ia tak bisa melewatkan keadaan emas seperti saat ini.
“Awalnya saya hanya sekadar hobi mengoleksi bunga, tetapi karena sekarang sedang booming, saya kemudian menjualnya,” ujar Namira Sabtu (26/09/2020).
Jenis bunga yang ia jual adalah aglonema, anthorium, dan sente varigata. Namun, yang paling banyak diminati pembeli adalah aglonema jenis red anjamani.
Harga yang ditawarkan juga bervariasi, mulai dari Rp50 Ribu untuk bunga jenis aglonema lokal sampai dengan Rp1,3 Juta untuk aglonema grade khanza.
Konsumen yang datang tak hanya dari Kota Jambi, tetapi juga dari berbagai daerah seperti Bulian, Bangko, Sarolangun, dan Kerinci. Tak heran ia ketiban untung. Namira peroleh pendapatan mencapai Rp1,5 Juta per harinya.
Tentu ini menjadi penghasilan yang cukup besar bagi seorang mahasiswi seperti Namira.
Dengan banyaknya pilihan bunga yang disuguhkan, membuat para pecintanya semakin geram untuk memilikinya.
Ada tips untuk merawatnya agar bunga tetap indah. Yaitu disiram setiap hari pagi dan sore. Dan juga setiap satu minggu sekali diberi pupuk organik yang biasanya ia buat sendiri (mengompos dari sisa sayur atau sampah organik lainnya).
Lalu hal yang harus diperhatikan dalam menanam bunga. Dari segi medianya yakni tanah, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam dibuat dengan perbandingan 2:1:1:1. Hal itu agar tanah tidak cepat kering juga bisa ditambahkan pecahan cangkang telur.
Ada juga cara lain dalam merawat bunga, yaitu dengan menggunakan sistem kapiler. Kita tidak perlu lagi menyiram air langsung ke bunganya. Namun, di bawah pot bunga diberi air dan sumbu agar bisa menyerap sendiri ke bunga tersebut. Ini bertujuan agar mempermudah merawatnya jika kita sedang berpergian.
Pecinta bunga tak hanya dari berbagai usia tetapi juga gender, bukan hanya perempuan tetapi lelaki juga ikut gemar mengoleksinya.
Kebiasaan menanam bunga merupakan suatu hal positif yang dapat dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, bagi yang belum mencobanya mungkin bisa dimulai dari sekarang. (*)
Penulis: Riska Amalia
Editor: Gresi Plasmanto