KILAS JAMBI – Desa Muara Jambi saat ini menjadi salah satu Desa Wisata di Provinsi Jambi. Potensi seni, budaya, sejarah dan arkeologi menjadi destinasi andalan yang bisa ditemui jika berkunjung ke kawasan situs cagar budaya terbesar di dunia ini. Meski demikian, tidak sedikit persoalan dan tantangan yang dihadapi masyarakat dan pelaku seni budaya di Desa Muara Jambi. Semua ini diungkapkan dalam diskusi Kemah Solidaritas Seni Budaya Muara Jambi 2019.
Saat kemah solidaritas, dihadirkan pertunjukan Rebana Siam Zikir Bardah, Hadrah Pinang Sebatang dan Kesenian Topeng Muara Jambi. Masing-masing pelaku menyampaikan kondisi kekinian tradisi asli Desa Muara Jambi. Rata-rata memiliki persoalan yang sama, ancaman kepunahan, disebabkan minimnya generasi penerus dan kurangnya perhatian dari pihak terkait.
Selain itu, juga disampaikan upaya Pemuda Desa Muara Jambi dalam menjaga kawasan situs Muara Jambi, dan mempertahankan seni, budaya dan tradisi yang ada di kampung mereka. “Banyak tantangan yang harus kami hadapi. Tapi kami sudah membaiat diri untuk terjuan dalam kehidupan pelestarian seni, tradisi dan budaya desa kami,” kata Abdul Haviz, pelestari seni, budaya dan situs Muara Jambi dalam diskusi Kemah Solidaritas Seni Budaya Muara Jambi 2019, Sabtu 8 Juni 2019.
Dikatakannya, untuk mengangkat potensi kebudayaan, seni dan sejarah yang ada di Muara Jambi tidak bisa dilakukan individu. Namun, harus ada kolaborasi dan keterlibatan semua pihak. “Kami berterimakasih kepada semua komunitas yang hadir malam ini untuk memberikan dukungan. Sebagai upaya pelestarian tradisi, seni dan budaya potensial di Provinsi Jambi,” katanya.
Meski demikian, pria yang akrab disapa Ahok ini mengakui jika perkerjaan ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Sehingga butuh proses yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh dengan niat ikhlas. “Kita singkirkan ego individu jika memang menginginkan upaya pelestarian ini bisa sesuai harapan,” katanya.
Kemah solidaritas yang mereka gelar merupakan rangkaian Festival Solidaritas Seni Budaya Muara Jambi 2019. Berbagai pertunjukan seni budaya digelar dalam festival ini. Festival sudah mereka gelar sejak Kamis 6 Juni 2019, atau lebaran kedua. “Minggu adalah hari puncak Festival Solidaritas. Semoga dengan festival dan kemah ini, potensi seni dan budaya yang ada di Muara Jambi ini semakin dikenal, dan menarik minat pengunjung untuk datang ke Candi Muara Jambi,” katanya. (*)